MATARAM, Lomboktoday.co.id – Ketua TP PKK NTB, Hj Erica Zainul Majdi membuka Rapat Kerja (Raker) Ikatan Isteri Dokter Indonesia (IIDI) ke-13 yang digelar di Ballroom Hotel Grand Legi Mataram, Kamis (23/10).
Dalam sambutan, Hj Erica menyampaikan apresiasi atas terpilihnya NTB sebagai tuan rumah pelaksana Raker dan juga menyampaikan harapan agar kedepan IIDI mampu memberikan sumbangsih bagi pembangunan di NTB.
‘’Saya harap acara ini bisa sukses dalam artian mampu melahirkan rumusan program kerja yang merupakan pengejawantahan tema Raker hari ini. Saya juga berharap, rumusan program kerja itu bisa juga menjadi panduan saya dalam menjalankan tugas sebagai ketua TP PKK Provinsi NTB, serta memberikan sumbangsihnya bagi perwujudan misi pembangunan Provinsi NTB di masa-masa mendatang,’’ kata Erica.
Dalam Raker IIDI ke-13 yang mengusung tema ‘’IIDI Berperan Serta Dalam Membina Keluarga Menuju Masyarakat yang Bermoral dan Bermartabat’’, Erica juga memberi apresiasi khusus terhadap peran IIDI NTB yang ikut membantu meningkatkan kesehatan masyarakat NTB dengan memberi perhatian khusus pada hal-hal seperti Posyandu, gizi balita dan kesehatan ibu hamil, remaja putri, dan kaum lansia.
Erica menjelaskan, pemilihan tema untuk Raker kali ini, dirasa memiliki keterlibatan nilai emosional dengannya. Hal demikian dikarenakan posisi Erica saat ini yang menjabat Ketua TP PKK NTB, memiliki masalah-masalah yang terkait dengan pembinaan kesejahteraan keluarga, menjadi fokus kesehariannya. Selain itu, tema Raker kali ini juga masuk menjadi misi pembangunan Provinsi NTB ke depan.
‘’Mewujudkan masyarakat NTB yang BERIMAN dan BERMARTABAT. Bukankah BERIMAN juga memiliki makna BERMORAL dan BERDAYA SAING sama artinya dengan BERMARTABAT?,’’ pungkas Erica.
Dalam Raker yang dihadiri oleh Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (Kowani), Dr Dewi Mutik Pramono, M.Si, dan Pengurus Besar IIDI, drh Ani Agus Purwadianto, Erica menyampaikan sedikit pemaparan terkait pencapaian target MDG’s di NTB yang dinilai cukup menggembirakan, dan beberapa tantangan untuk dicapai di tahun 2015, seperti penurunan angka kematian balita, penurunan angka kematian bayi, penurunan angka kematian neonatal, peningkatan angka pemakaian alat kontrasepsi pada perempuan usia menikah 15-49 tahun, kebutuhan KB tidak terpenuhi, penurunan kasus TBC, penurunan angka kematian akibat TBC, dan penurunan proporsi kasus TBC terdeteksi berdasar program deteksi yang ada.
Dengan adanya tantangan-tantangan itu, Erica menaruh harapan besar terhadap IIDI untuk terus berperan membantu problem-problem kesehatan masyarakat yang ada.
‘’Meski dibatasi oleh waktu sampai tahun 2015, saya juga berharap IIDI bisa memberi kontribusi dalam pencapaian target MDG’s yang masih menghadapi beragam kendala,’’ pungkasnya.
Erica juga menaruh perhatian yang tinggi terhadap masalah kesehatan mental dan kesehatan moral, seperti kasus Pedofil yang belakangan menjadi ancaman bagi generasi emas kita. Menurutnya, kasus-kasus kekerasan dan kejahatan seksual atas anak di Indonesia, sudah sampai pada tingkat mengkhawatirkan dan cenderung meningkat dari tahun ke tahun.
Dalam tiga bulan pertama tahun 2014, Komnas Perlindungan Anak menerima 252 laporan kekerasan anak yang didominasi kasus kejahatan seksual atas anak (42-62 persen).
‘’Meski tercatat tidak memiliki laporan pelecehan seksual atas anak, namun saya meminta agar hal itu tidak membuat kita lengah dan lantas merasa anak-anak kita sudah aman. Data dari Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Provinsi NTB menunjukkan, trend kekerasan anak di NTB mengalami peningkatan dari tahun ke tahun,’’ ungkapnya.
Di akhir sambutannya, Erica menggarisbawahi, saat ini masyarakat menghadapi medan perjuangan yang sangat berbeda dibanding generasi orangtua dahulu kala. Perkembangan zaman membuat generasi yang bermartabat dan bermoral itu menjadi lebih berat dibanding zaman-zaman terdahulu. Perkembangan teknologi informasi yang pesat, dengan merebaknya beragam media seperti televisi, smartphone dan internet, maka tugas keluarga membina generasi muda menjadi tidak mudah dan sederhana. Anak kini tidak lagi belajar norma-norma dan tatanilai dari orangtuanya, namun juga dari televisi dan informasi yang dia akses di internet.
‘’Untuk itu, keluarga modern, harus memiliki skills tertentu dalam upaya mendidik dan membina anak-anaknya di era multimedia ini, misalnya skills ‘’literasi media’’. Saya berpikir, apakah hal ini juga bisa menjadi bagian dari fokus IIDI dalam upaya ‘’Berperan Serta Dalam Membina Keluarga Menuju Masyarakat yang Bermoral dan Bermartabat’’ sebagai tema acara hari ini,’’ pungkas Erica sebelum akhirnya membuka Raker secara resmi.(poetry/ar/dra/ltd)