LOTIM, Lomboktoday.co.id – Membahas carut-marutnya dunia pendidikan Lombok Timur, khusus terkaitpermasalahan yang terjadi di lingkup Dinas Dikpora Lotim, Ikatan Guru Indonesia (IGI) Lotim melakukan hearing dengan Komisi II DPRD Lotim, Rabu (10/12).
Kedatangan IGI Lotim itu, diterima Ketua Komisi IIDPRD Lombok Timur, HL Hasan Rahman dan anggota di ruang Komisi II.
Dihadapan organisasi guru itu, Hasan Rahmanmemberikan apresiasi terhadap hearing yang dilakukan IGI. Karena, hearing ini untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan di wilayah Lombok Timur agar lebih bermutu dan lebih baik lagi.
‘’Kami dari Komisi II DPRD Lotim menyambut baikkehadiran IGI. Hanyasajadalam hearing ini tanpa dihadiri oleh pejabat dari Dinas Dikpora. Padahal, kami ingin menyerap keluhan para guru (IGI) terkait pendidikan di Lotim,’’ kata Hasan Rahman.
Hasan Rahman mengakui bila banyak elemen yang mengkritisi dan melakukan pemantauan langsung ke lapangan terkait dunia pendidikan di daerah ini. Bila IGI benar-benar perjuangkan guru, pihaknya juga akan memberikan respon.
‘’Kami ajak IGI untuk berkomitmen memperjuangkan guru dan meningkatkan kualitas serta kuantitas pendidikan yang lebih baik. Kalauhal itu dilakukan, its ok.Jangansampai IGI ini mengikuti organisasi guru lain yang sudah dininabobokan dengan jabatan. Bahkan telah dijadikan sebagai alat politik,’’ ungkapnya.
Pihaknya menginginkan IGI betul-betul bersikap independent, mengingat banyaknya saat ini guru yagn sudah berubah statusnya dari struktural menjadi fungsional.
Sementara itu, Sekjen IGI Lotim, Muhir di hadapan Komisi II DPRD Lotim mengatakan, berkualitas atau tidaknya dunia pendidikan, itu tergantung dari gurunya. Artinya, keberhasilan sebuah pendidikan di suatu daerah, itu tergantung dari dedikasi para guru.
Tapi, para guru di Lotim sekarang ini dalam kondisi galau, hak mereka sudah dirampas oleh dinas, terutama terkait masalah penyusunan RPP. ‘’Guru di Lotim saat ini sudah diperdayakan bukan diberdayakan,’’ katanya sembari menjelaskan banyak hal yang perlu disikapi di Dinas Dikpora Lotim ini.
Parahnya lagi, lanjut Muhir, selama ini Dinas Dikpora Lotim tidak pernah menghargai para guru. Tak hanya itu, IGI juga menilai sejumlah oknum pejabat di Dinas Dikpora Lotim tidak menjalankan tugas pokok dan fungsinya (tufoksi). Karena itu, IGI Lotim meminta pihak dewan untuk membuat Perda tentang pendidikan.(DIM)
No Comments