SARASEHAN: Kegiatan Sarasehan yang digelar LSP2M NTB di Hotel Giri Puri Mataram untuk merefleksi 17 Tahun Reformasi di Indonesia. (Foto: Syamsurrijal/Lomboktoday.co.id)
MATARAM, Lomboktoday.co.id – Melalui peringatan hari Buruh International, 1 Mei 2015 (May Day) dan peringatan Hari Kebangkitan Nasional, 20 Mei 2015, tentunya dijadikan sebagai momen untuk terus meningkatkan dan membangkitkan semangat nasionalisme generasi muda di NTB. Baik di kalangan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) maupun Organisasi Kepemudaan (OKP) yang akan bisa memberikan harapan besar bagi kemajuan bangsa dan negara ini di masa yang akan datang.
‘’Gerakan pemuda sekarang ini, lebih bebas dalam menyalurkan aspirasinya seiring dengan adanya era reformasi, apabila dibandingkan dengan masa sebelumya yang dibatasi. Begitu juga Pancasila adalah karya yang melebihi zaman, masif, karena Pancasila merupakan karya puncak dalam pendirian bangsa ini,’’ kata Kepala Badan Kesatuan Bangsa Politik Dalam Negeri (Bakesbangpoldagri) NTB, L Bayu Widya dalam sambutannya pada saat pembukaan kegiatan sarasehan BEM dan OKP untuk merefleksi 17 tahun reformasi 1998-2015 yang digelar Lembaga Study Pengakjian dan Pengembangan Masayarakat (LSP2M) NTB, di Hotel Giri Puri Mataram, Sabtu (25/4).
Bahkan, Pancasila yang masih tegak berdiri sebagai idiologi, karena tidak terlepas dari pendiri bangsa ini adalah orang-orang yang ikhlas untuk memberikan pengabdian yang terbaik terhadap kemajuan dan keutuhan NKRI.
‘’Mari kita tetap junjung penuh Pancasila sebagai idiologi bangsa, karena sekarang ini bagaimana menemukan sesuatu yang kita banggakan sebagai anak bangsa. Sejarah ini juga tak diungkap dan tidak diajarkan, melainkan hanya sejarah Indoesia hanya catatan tempat, tahun, tapi tidak mencatat apa yang terkandung dalam berbagai kegiatan tersebut,’’ ungkapnya.
Sementara itu, Direktur LSP2M NTB, Widiyanto mengatakan, kegiatan yang dilakukan oleh lembaganya sebagai bentuk kepedulian terhadap bangsa ini. Dengan inovasi untuk maju seiring dengan siklus perubahan sosial yang tidak bisa dihindari dan akan terus menerus akan terjadi.
Sehingga, tentunya dirinya harus selektif dalam melihat persoalan yang ada, karena saat ini tidak ada pilihan lain meski demokrasi bukan salah satu pilihan, tapi itulah yang terbaik harus dijalankan sebagai warga negara yang baik.
‘’Tantangan sekarang ini masalah globalisasi, sehingga ini perlu untuk diantisifasi. Begitu juga mengenai demokrasi, tentu tidak ada yang diragukan dalam bernegara. Melalui kegiatan ini, kita akan mencoba untuk merekontruksi gerakan pemuda yang partisifarif dan konstruktif supaya lebih bermanfaat bagi bangsa dan negera ini kedepannya,’’ katanya.
Dalam kegiatan sarasehan untuk merefleksi 17 tahun reformasi di Indonesia, menghadirkan pembicara Kepala Bakesbangpoldagri NTB, L Bayu Windya dengan tema ‘’Memperkuat Sinergitas Elemen Bangsa, Penguatan Semangat Nasionalisme’’, akedemisi dan pakar politik NTB, DR Kadri dengan tema ‘’Merekontruksi Gerakan Mahasiswa dan Pemuda yang Partisifatif dan Kontruktif’’, dan dari aktivis Serikat Tani Nasional (STN), Ahmad Rivai dengan tema ‘’Gerakan Mahasiswa Dahulu dan Sekarang, Refleksi 17 tahun Reformasi’’.
Mereka sama-sama sepakat untuk mengawal reformasi tersebut untuk kemajuan bangsa dan negara ini kedepannya, termasuk menghilangkan berbagai macam perbedaan yang akan merusaka tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara di bawah bingkai Pancasila dan UUD 1945.(SR)
No Comments