LOTIM, Lomboktoday.co.id – Kepala Dinas Kesehatan (Dikes) Kabupaten Lombok Timur, drg Asrul Sani meminta seluruh Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) untuk lebih sigap dalam mengatasi persoalan gizi buruk yang ada di Lombok Timur.
‘’Puskesmas harus aktif turun lapangan ‘’jemput bola’’ melakukan pemantauan terkait kasus gizi buruk, terutama pada saat mendatangi Posyandu,’’ kata Kadis Kesehatan Lotim, drg Asrul Sani kepada wartawan di kantornya, Kamis (01/12).
Saat turun ke Posyandu, kata Asrul Sani, bila ada balita yang tidak datang dua kali, maka petugas sendiri yang langsung mencari dengan mengajak kader yang ada di Posyandu itu sendiri. ‘’Kepekaan petugas di Puskesmas sangat diharapkan. Karena selama ini terkait kasus gizi buruk, kerap kali terlambat penanganannya,’’ ungkapnya.
Sehingga banyak dijumpai kasus gizi buruk sudah disertai dengan penyakit penyerta.
Menurut catatannya, jumlah kasus gizi buruk Juli-Agustus mencapai 70 kasus. Dari jumlah tersebut, dua orang masih dalam perawatan di RSUD dr Soejono Selong.
‘’Kita akui kasus gizi buruk selama ini kerap kali terdeteksi terlambat, sehingga penangananya pun kerap kali terlambat juga. Dan keterlambatan penanganan karena tidak adanya data yang diproleh secara rill. Hal ini yang terkadang tidak difilter oleh pihak Puskesmas,’’ ujarnya.
Sehingga menurut Asrul, pihaknya terus berupaya melakukan penanganan gizi buruk. Terutama dalam menggiatkan Posyandu dengan melibatkan masyarakat, khususnya kader, agar apa yang menjadi sasaran dalam penanganan kasus gizi buruk, dapat terkontrol dengan baik dan semua balita diharapkan bisa terkontrol status gizinya.
Lebih lanjut, Asrul mengatakan, keterlibatan kepala desa (Kades) juga sangat diharapkan, karena keberadaan kades itu memiliki peran yang sangat penting, terutama dalam mendeteksi balita-balita yang mengalami asupan gizi kurang.(DIM)
No Comments