Gubernur NTB Silaturahmi Dakwah ke Ponpes Ibnu Abbas Klaten

Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Dr TGH M Zainul Majdi saat memberikan tausyiah di hadapan pimpinan, santri-santriwati Pondok Pesantren (Ponpes) Ibnu Abbas, di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

JATENG, LOMBOKTODAY.CO.ID – Pagi ini, Jum’at (12/5), Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Dr TGH M Zainul Majdi melakukan kunjungan silaturahmi sekaligus safari dakwah ke Pondok Pesantren (Ponpes) Ibnu Abbas, di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Pondok Pesantren itu dipimpin Dr KH Muh Muinuddinillah yang mulai berdiri tahun 2007 lalu dan saat ini memiliki sekitar 800 orang santri.

Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Dr TGH M Zainul Majdi saat memberikan tausyiah di hadapan pimpinan, santri-santriwati Pondok Pesantren (Ponpes) Ibnu Abbas, di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Sekitar pukul 07.30 WIB, Gubernur NTB tiba di Ponpes Ibnu Abbas dan disambut langsung oleh Pimpinan Ponpes didampingi para pengurus dan ratusan santri. Di tempat itu, Tuan Guru Bajang (TGB)—begitu sapaan akrab Gubernur NTB ini didaulat menyampaikan tausiyah.

Gubernur penghafal Alquran ini mengatakan, kedatangannya ke Ponpes Ibnu Abbas ini, selain untuk bersilaturahmi juga untuk mengukuhkan jalinan ukhuwah Islamiyah. ‘’Umat Islam itu disatukan oleh Allah SWT dengan persaudaraan. Dan itu tidak sembarang ikatan persaudaraan, karena di dalamnya ada makna dakwah. Di dalamnya juga ada makna saling mengisi dalam kebaikan-kebaikan,’’ katanya.

Kepada para santri, TGB menekankan pentingnya belajar ilmu. Karena, ilmu adalah bentuk cahaya Allah di bumi. Terkait ini, TGB menceritakan kisah Imam Syafi’i, salah seorang imam besar yang sangat berjasa meneruskan ilmu-ilmu dari Nabi Muhammad SAW. Dalam belajar ilmu, Imam Syafi’i adalah tokoh yang patut diteladani.

TGB berkisah, awal belajar kepada gurunya yang bernama Waqi’, Imam Syafi’i merasa sulit menghafal dan mengingat ilmu yang dipelajari. Waqi’ pun meminta Imam Syafi’i menjauhi hal-hal yang tidak baik agar mampu menyerap ilmu, karena Ilmu adalah cahaya Allah dan cahaya tidak akan diberikan kepada yang tidak baik.

Belajar dari kisah itu, TGB berpesan kepada para santri dan santriwati Ponpes Ibnu Abbas melakukan hal-hal baik dan meninggalkan yang tidak baik, karena hanya akan menghabiskan umur dan tidak menambah amal. ‘’Apalagi sekarang kalian anak-anakku, selain belajar formal juga menghafal Alquran,’’ ungkap TGB sekaligus mengingatkan bahwa Allah telah menyerukan kepada umat manusia untuk mencari kebahagiaan yang hakiki di akhirat nanti.

Selain tausiyah, di tempat itu TGB juga mengenalkan konsep wisata halal kepada para santri. Kata TGB, wisata halal adalah cara baru membangun sektor pariwisata sesuai tuntunan syariah yang saat ini sedang dikembangkan di NTB. ‘’Wisata halal ini maksud sederhananya adalah berwisata untuk melihat tanda kekuasaan Allah. Wisata halal membuka lapangan kerja bagi siapa yang mengisi. Namun yang mengisi harusnya generasi muda Islam kalau tidak mau diisi orang lain,’’ ujarnya.

Usai tausiyah, TGB yang juga ulama kharismatik ini mengajak berbincang para santri sekaligus menguji hafalan Alqur’an mereka. Santri yang diuji salah satunya Fajar. Ia adalah santri berkebutuhan khusus, karena secara fisik memiliki banyak kekurangan. Meski begitu, Fajar memiliki kelebihan menghafal banyak ayat-ayat Alquran hingga beberapa juz. Disaksikan para pengurus dan santri lainnya, TGB menguji Fajar membacakan sejumlah ayat Alquran dan Fajar dinyatakan lulus.(ar/ltd)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *