Eliza Terima Penghargaan Kalpataru dari Wapres Jusuf Kalla

4 minutes reading
Thursday, 11 Jul 2019 22:24 0 232 Editor

Suasana penyerahan penghargaan Kalpataru di Pre Function Hall Cenderawasih, Jakarta Convention Center (JCC), Kamis (11/7).

JAKARTA, LOMBOKTODAY.CO.ID – Salah seorang warga asal Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Eliza, menerima penghargaan Kalpataru untuk kategori Perintis Lingkungan dari Wakil Presiden RI, HM Jusuf Kalla, di Pre Function Hall Cenderawasih, Jakarta Convention Center (JCC), Kamis (11/7).

Eliza merupakan satu dari 10 orang penerima penghargaan Kalpataru di Indonesia. Ini merupakan penghargaan kesekian kalinya setelah sebelumnya menerima apresisasi berupa Nominator Penghargaan Kalpataru Nasional 2016, Juara II Kategori Penyuluh Kehutanan Swadaya Tingkat Provinsi NTB 2010, Penerima Lencana Wana Lestari 2008 dari Menteri Kehutanan.

Selain itu, Eliza juga pernah mendapatkan penghargaan dari Gubernur NTB sebagai Juara I Tingkat Provinsi NTB 2008 lalu pada Lomba Penghijauan dan Konservasi Alam Nasional.

Untuk diketahui bahwa Kalpataru adalah penghargaan tertinggi yang diberikan pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) kepada individu maupun kelompok yang dinilai merintis lingkungan di daerah masing-masing.

Penghargaan Kalpataru diberikan sejak 1981 silam yang disampaikan pemerintah kepada individu (perseorangan) ataupun kelompok yang dinilai berjasa dalam melestarikan lingkungan hidup baik dalam merintis, mengabdi, menyelamatkan dan membina dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup dan kehutanan.

Pemberian penghargaan Kalpataru ini untuk meningkatkan kesadaran, membuka peluang bagi berkembangnya inovasi dan kreativitas, serta mendorong prakarsa masyarakat, sebagai bentuk apresiasi dan motivasi kepada individu maupun kelompok yang telah berpartisipasi aktif dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dan kehutanan.

Penghargaan Kalpataru Tahun 2019 ini diserahkan langsung oleh Wakil Presiden HM Jusuf Kalla kepada 10 tokoh dan kelompok masyarakat dari berbagai daerah yang berperan dalam menjaga hutan dan lingkungan sekitarnya.

Wapres Jusuf Kalla menyampaikan bahwa hutan merupakan kunci utama pengendalian banjir dan pencegahan kekeringan yang akan terjadi. Semakin berkurangnya luas hutan, akan menyebabkan banjir dan kekeringan. Oleh karena itu, setiap yang berperan untuk menjaga kelestarian hutan berhak mendapatkan penghargaan. ‘’Terima kasih kepada tokoh yang memperbaiki lingkungan, khususnya memperbaiki dan menambah hutan,’’ kata Wapres Jusuf Kalla.

Sementara itu, Eliza, awalnya tergerak karena melihat banyaknya lahan yang dibiarkan tidak tergarap di sekitar areal tambang, terbuka dan tanpa tanaman. Kondisi itulah yang menggerakan hatinya untuk melakukan penghijauan.

Sulitnya mendapatkan bibit tidak mengurungkan niatnya yang sudah terbiasa menanam, sampai akhirnya Eliza kemudian diminta terlibat dalam program Gerakan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (Gerhan) pada 2005 lalu dan mengajak masyarakat untuk terlibat dalam kegiatan pembibitan. Dari kebun bibit inilah ia kemudian dibagikan sekitar 100.000 batang bibit setiap tahunnya.

Pada tahun 2008 lalu, Eliza bekerja sama dengan pihak PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) melakukan penghijauan di wilayah yang terdampak oleh kegiatan pertambangan. Selain membagikan bibit, ia juga membagikan pengetahuan dan keahliannya dalam melakukan pembibitan dan penanaman pohon.

Kegiatan tersebut, selain berdampak baik bagi lingkungan, juga berdampak baik bagi ekonomi masyarakat. Kegiatan tersebut menjadi rintisan bagi sumber pendapatan keluarganya, anggota kelompok ‘Hijau Lestari’ dan masyarakat sekitar.

Ia adalah cermin perempuan tangguh dengan tekad kuat untuk menghijaukan desa, lahan kritis dan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk melakukan konservasi.

Adapun penerima Kalpataru untuk kategori Perintis Lingkungan adalah Lukas Awiman Barayap dari Manokwari; Sucipto dari Lumajang; Eliza dari Sumbawa Barat; dan Nurbit dari Bulungan. Sedangkan penerima Kalpataru untuk kategori Pengabdi Lingkungan adalah Melinda Suriani Harefa dari Medan; M Hanif Wicaksono dari Balangan; dan Baso dari Jeneponto.

Penerima Kalpataru untuk kategri Penyelamat Lingkungan adalah Kelompok Masyarakat Daya Iban Menua Singai Utik dari Kapuas Hulu; Kelompok Pengeloa Adat Depati Kara Jayo dari Merangin; dan Kelompok Nelayan Prapat Agung Mangening Patasari dari Badung.

Dalam penerimaan penghargaan Kalpataru ini, Eliza didampingi Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Kadis LHK) Provinsi NTB, Madani Mukarom, setelah sebelumnya diterima oleh Wakil Gubernur NTB, Hj Sitti Rohmi Djalillah pada Selasa (9/7) di Ruang Kerja Wakil Gubernur NTB.

Selain itu, Kadis LHK NTB juga mendampingi Eliza pada saat acara Ramah Tamah penerima Kalpataru bersama Dirjen Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan Kementerian LHK RI.

Kadis LHK NTB, Madani Mukarom menyampaikan, Eliza menjadi salah satu warga NTB yang harus dicontoh dan diteladani serta menjadi inspirasi bagi semua pihak. ‘’Hal in imenjadi bukti bahwa dengan keinginan yang kuat, ikhtiar yang terus menerus, NTB akan asri dan lestari ke depannya,’’ kata Madani Mukarom.(dra)

No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

LAINNYA