MATARAM, LOMBOKTODAY.CO.ID – Potensi tambang yang cukup besar di Provinsi NTB, tentu memiliki peran besar dalam kontribusinya bagi kemajuan ekonomi. Namun, di satu sisi juga dapat menimbulkan masalah besar bagi lingkungan sekitar, apabila potensi pertambangan tersebut tidak dikelola atau dimanage dengan baik oleh pemerintah.
‘’Pemain besar harus merubah filosofi dalam mengelola tambang, jangan lagi memaknai masyarakat sekitar sebagai pengganggu, tapi jadikan bagian dari proses industri tambang yang ada,’’ kata Gubernur NTB, H Zulkieflimansyah, di Mataram, Jumat (16/8).
Gubernur Zul mengatakan, investor-investor tambang besar di NTB harus mulai merubah pola dalam melakukan kegiatan eksplorasinya. Perusahaan harus menyalurkan anggaran Corporate Social Responsibility (CSR)-nya untuk memberikan pendidikan kepada masyarakat lingkar tambang.
Tentunya kata Gubernur Zul, dengan meningkatkan skill dan kemampuan kerja, sehingga mampu direkrut kerja maka akan ada rasa ikut memiliki.
Dengan demikian lingkungan NTB akan selalu aman dan nyaman bagi dunia investasi. Pemerintah lanjutnya, akan menggelar karpet merah untuk menyambut masuknya investor di NTB. Selain itu, pemerintah juga akan membantu dan mempermudah semua proses pengurusan izin dalam melakukan investasi. Namun, tentunya investor yang betul-betul memiliki keseriusan bukan investor yang abal-abal.
Ke depan, kata Gubernur Zul, pemerintah akan terus menginventarisir potensi-potensi investasi di NTB. Untuk kemudian ditindaklanjuti dengan penyiapan sumber daya manusia (SDM) handal bidang pertambangan. Sehingga dalam semua proses dari operasi tambang, masyakat NTB menjadi bagian. Dengan demikian, masyarakat lokal tidak lagi menjadi penonton di tanah sendiri.
Karena itu, Gubernur Zul mengimbau semua investor, jika memiliki masalah dan kendala di lapangan untuk selalu mengkomunikasikan dengan pemerintah. Sehingga pemerintah akan mencari solusi pemecahan masalah yang ada di tingkat masyarakat. ‘’Jika ada masalah atau kendala, dikomunikasikan sehingga kita bisa kondisikan dengan masyakat,’’ ujarnya.
Semenara itu, Pemerhati Masalah Ekonomi NTB, Dr M Firmansyah menyatakan setuju dengan gagasan Gubernur NTB, H Zulkieflimansyah ini, bahwa membangun tambang itu tidak boleh hanya memikirkan tambang itu sendiri, melainkan juga harus memikirkan masyarakat di sekitar tambang itu.
‘’Saya sependepat dengan Pak Gubernur NTB, kita tidak bisa berpikir ansih bahwa ketika membangun tambang hanya memikirkan tambang saja. Berapa radius dari pengaruh tambang itu harus dipikirkan,’’ katanya.
Karena itu, perlu dibuatkan blueprint atau masterplan tentang kontribusi lain dari kehadiran tambang itu, baik kontribusi langsung maupun tidak langsung. Yaitu kontribusi langsung yang ia maksud berupa masyarakat bisa langsung bekerja di perusahan tambang yang ada. Sementara kontribusi tidak langsungnya berupa pendidikan dan pelatihan bagi masyarakat untuk meningkatkan kapasitas.
Hal lain yang tidak kalah pentingnya kata Firman adalah para pengusaha tambang harus mulai memikirkan bahwa ke depannya tidak ada lagi pemutusan hubungan kerja secara mutlak. ‘’Mulai dari sekarang, karyawan itu mulai dilatih untuk menyiapkan diri menjadi enterpreunership. Jadi, ketika nantinya ada persoalan, tambang sudah tidak ada, mereka sudah bisa membangun sendiri kehidupan ekonominya,’’ ujarnya.(Sid)
No Comments