FKKD Lotim Ditengarai Pecah Kongsi

Sekretaris FKKD Lotim yang juga Kades Rensing Raya, Munawir Haris.
Sekretaris FKKD Lotim yang juga Kades Rensing Raya, Munawir Haris.

Oleh: Lalu M Kamil AB |

LOTIM, LOMBOKTODAY.CO.ID – Forum Komunikasi Kepala Desa (FKKD) Kabupaten Lombok Timur (Lotim) tengah diuji nyali oleh munculnya kelompok tandingan. Pasalnya, beberapa kepala desa yang mengaku kecewa dengan kepengurusan forum telah membentuk forum baru yang disebutnya Ikatan Kepala Desa (IKD) Kabupaten Lotim.

Informasi yang dihimpun Lomboktoday.co.id tentang terbentuknya IKD ini diperoleh dari salah seorang kepala desa yang mengaku ikut dalam rapat pembentukannya IKD Lotim. Namun, kades yang bersangkutan itu mewanti-wanti wartawan media ini untuk tidak mempublikasikan identitasnya.

Konon rapat yang berlangsung pada Senin (16/3) lalu di rumah Zuhri, Kepala Desa Banjar Sari itu, diikuti sekitar 15 kepala desa, dan berhasil membentuk kepengurusan. Di mana, mereka untuk pertama kali menyepakati Abdul Mu’is, Kepala Desa Jeruk Manis sebagai Ketua IKD Lotim.

Dikabarkan, gagasan terbentukanya IKD Lotim ini dimotori oleh beberapa kades yang mengaku banyak mengalami kekecewaan dengan kepengurusan FKKD. Di antara hal-hal yang membuat kecewa katanya soal transparansi dana di forum. Misalnya, biaya dari masing-masing kepala desa saat sejumlah kades menghadiri Silaturrahmi Nasional Kepala Desa di Jakarta tahun lalu.

Ketika itu para kades yang ikut dari NTB khususnya dari Lotim protes kepada panitia pusat karena tidak sesuai biaya yang dikeluarkan dengan kondisi hotel tempat menginap. Akibatnya, pihak panitia berjanji mengembalikan separuh biaya akumulasi selisih seluruhnya sebesar Rp30 juta. Akan tetapi hingga sekarang pengembalian konon belum ada kejelasannya.

Tak hanya itu, FKKD Lotim pernah mendapatkan hibah dari APBD Lotim sebesar Rp35 juta. Namun hingga sekarang juga belum ada kabar kedudukan dana itu. Selain terkait transfaransi dana, yang juga menjadi buah kekecewaan beberapa kades, sikap pengurus forum jika ada anggota kades yang tersangkut kasus hukum. Diharapkan sesuai visi misi pengurus forum berupaya memberikan advokasi jika ada anggota yang tersandung kasus hukum. Akan tetapi katanya, pengurus forum nihil dari upaya.

Yang paling luar biasa dalam pertemuan pembentukan IKD itu, didominasi oleh beberapa kades dari wilayah Sakra Barat yang notebene kandang Sekretaris Umum FKKD yakni Munawir Haris, Kades Rensing Raya.

Menanggapi dan menyikapi berbagai tudingan itu, Lomboktoday.co.id berupaya menemui Sekretaris FKKD Lotim, Munawir Haris di kantornya pada Kamis (19/3). Munawir Haris dengan tegas menepis semua tudingan itu dan mengaku sangat menyayangkan adanya gerakan kawan kades yang membentuk forum yang disebutnya sebagai kelompok tandingan forum yang sudah ada.

Malah Munawir Haris menyebut IKD Lotim sebagai forum abal-abal yang tidak akan diakomudir oleh Pemkab Lotim. ‘’Itu forum abal-abal yang tidak akan diakomudir oleh Pemkab Lotim karena Pemkab hanya mengakui satu forum yang sah. Dan kami dari FKKD Lotim tidak akan ciut dengan terbentuknya IKD Lotim itu,’’ katanya.

Munawir Haris menyatakan, jika teman kades merasa tidak puas atau kecewa dengan pengurus forum, semua bisa dikomunikasikan dengan terbuka. ‘’Kami dari FKKD sangat menyayangkan hal ini bisa terjadi. Padahal, semua bisa kita buka dengan duduk bersama. Dan jika tidak suka dengan pengurus, bukan dengan cara membuat kelompok tandingan. Ini adalah sikap yang tidak gentleman,’’ ujarnya.

Kades Rensing Raya ini juga mengaku pernah menantang anggota forum pada acara musyawarah FKKD di gedung juang Selong hari Rabu (11/3) pekan lalu. Katanya, dirinya dan ketua forum meminta anggota yang hadir untuk musyawarah luar biasa pengganti pengurus jika merasa tidak puas dengan pengurus. Namun ketika itu tidak ada satupun anggota yang mau bicara.

Terkait pengembalian dana lanjut Sekretaris FKKD, dalam perjalanan menuju bandara di Jakarta saat akan pulang berdua dengan kades Sepapan, Hayadi. Dirinya mengaku ditelepon oleh panitia pusat yang memberitahu bahwa akan ada pengembalian sisa dana Rp30 juta selisih konfensasi atas protesan penginapan. Namun pada saat kembali ke panitia pusat tersebut, dana Rp30 juta tidak bisa diterima hari itu dan dijanjikan akan ditransfer melalui rekening. Akan tetapi sampai saat ini sudah setahun lebih belum juga ada kejelasan dari pusat.

Munawir mengaku sudah lelah mengkonfirmasinya namun selalu dijawab masih direkap data seluruhnya. Bahkan Munawir mengaku sempat meminta bantuan Kadis PMD waktu itu masih dijabat HM Juaini Taofik untuk menghubungi panitia pusat, toh juga hasilnya nihil, hingga katanya Kadis PMD menyatakan, pengembalian sisa dana itu sulit diharapkan.

Mengenai dana hibah Pemkab Lotim yang Rp35 juta itu lanjut Munawir, dana tersebut masih parkir di rekening forum, hanya sempat dipakai separuh untuk membiayai musyawarah forum di Gedung Juang Selong tanggal 11 Maret pekan lalu.

Soal upaya membantu pembelaan forum terhadap anggota yang tersangkut hukum kata Munawir, dirinya selaku Sekretaris mengaku tidak tinggal diam. ‘’Saya selaku Sekretaris yang lelah bolak-balik ngurus bantuan advokasi jika ada teman tersangkut hukum, akan tetapi kami sebatas berupaya lobi sana-sini, soal hasil, tidak ada kuasa kami menentukan,’’ ujarnya.

Munawir juga mengaku sudah mengetahui jika pertemuan pembentukan IKD Lotim itu didominasi oleh rekannya sendiri dari wilayah Sakra Barat. ‘’Kades-kades dari Sakbar yang ikut dalam pertemuan IKD itu notebene para kades baru yang katanya masih petantang-petenteng kegirangan (tembaruk, dalam bahasa Sasak) dan masih buta organisasi,’’ katanya.(Sid)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *