Oleh: Lalu M Kamil AB |
LOTIM, LOMBOKTODAY.CO.ID – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lombok Timur (Lotim) menggelar rapat koordinasi (Rakor) lengkap terkait progress penanganan Covid-19. Rapat yang berlangsung, Senin (11/5), mengundang seluruh kepala desa/lurah, camat, kepala OPD lingkup Pemkab Lotim serta dihadiri Kepala Dinas Sosial Provinsi NTB, H Ahsanul Khalik.
Dalam kesempatan pertama, Kepala Dinas Sosial Provinsi NTB, H Ahsanul Khalik memaparkan beberapa hal terkait kebijakan pemberian bantuan dampak sosial Covid-19. Di antaranya, Lombok Timur (Lotim) mendapat tambahan kuota JPS Gemilang sebesar 5.000 KK.
Dipenghujung pidatonya, Kadis Sosial NTB mendapat pertanyaan dari Bupati Lotim, HM Sukiman Azmy tentang mekanisme pemecatan para pendamping PKH yang nakal atau tidak bekerja dengan baik.
Dengan tegas pria yang pernah menjabat sebagai Plt Bupati Lotim sebelum Pilkada 2018 lalu itu menyatakan, ada mekanisme sidang pelanggaran etik para pendamping PKH. Dipersilakan semua pihak melaporkan ke Dinas Sosial jika ada oknum pendamping PKH yang terbukti melakukan pelanggaran. ‘’Kami akan gelar sidang pelanggaran etik pendamping PKH dan kami usulkan ke pusat untuk dipecat,’’ tegas Ahsanul Khalik.
Selepas itu, Bupati Lotim, HM Sukiman Azmy juga memaparkan banyak hal terkait langkah dan kebijakan penanganan Covid-19 di Lotim.
Hal yang paling ditekankan Bupati Sukiman adalah semangat partisipasi para Kepala Desa di lapangan dalam hal upaya pencegahan penularan Covid-19. Bupati menyebut Kepala Desa sebagai Panglima di desanya dalam kegiatan pencegahan penularan Covid-19 ini.
Harapan Bupati Sukiman itu terdorong oleh keinginan bahwa sedapat mungkin dan dengan cara apapun pada bulan Juni mendatang kasus wabah virus manusia dari Wuhan Cina itu bisa hengkang, khususnya dari Lotim.
Menurutnya, jika sampai Juni mendatang atau sampai lewat bulan Juni, Covid-19 belum mereda, Bupati Sukiman khawatir Lotim bisa kolaps. Sebab katanya, anggaran sudah mulai menipis, cadangan APD hanya cukup sampai Juni, tak ada lagi harapan sumber anggaran yang bisa diharapkan kecuali ada tambahan suntikan dana dari pemerintah pusat.
Untuk itu, sekali lagi Bupati Sukiman berharap kepada semua kepala desa dan lurah se-Lotim membentuk tim relawan desa, dan menjadi garda terdepan di desa masing-masing dalam hal mengontrol arus keluar masuk orang, mencegah kerumunan massa dan sebagainya.
Bupati mengancam bagi kepala desa yang tidak loyal dalam hal progress pencegahan Covid-19 ini, diancam proses pencairan dana desa akan dibikin tersendat-sendat. Dan jika kepala desa tidak berdaya menegur tokoh desa yang ngeyel dalam hal social distancing seperti masih ada yang nekat mengajak orang tarawih berjemaah di masjid, maka kades tersebut disuruh minta honor kepada oknum tokoh tersebut.
‘’Mohon kepala desa jangan pengecut menegur jika di desanya masih ada tokoh yang tidak bisa dilarang untuk tidak berkumpul atau tidak bisa menjaga social distancing,’’ ujarnya.
Usai memberikan arahan, purnawirawan TNI itu langsung meninggalkan arena. Giliran Wakil Bupati Lotim, H Rumaksi Sj yang memberikan arahan. H Rumaksi memberikan titik tekan pada persoalan data.
Menurut Wabup, dalam hal pengendalian sosial dampak Covid-19 adalah pada persoalan validasi data yang menyebabkan pemberian bantuan masih terdengar simpang siur bahkan tumpang tindih. Untuk itu, Wabup juga meminta para kades menyajikan data yang benar-benar valid.
‘’Bila perlu semua desa membentuk tim relawan untuk mendata rakyat yang lebih riil lagi agar pemberian bantuan Jaring Pengaman Sosial (JPS) dampak Covid-19 ini tidak terjadi salah arah,’’ kata Wabup.
Mengikuti jejak Bupati Sukiman, Wabup Rumaksi juga langsung meninggalkan arena usai berpidato. Giliran Sekretaris Daerah (Sekda) Lotim, HM Juaini Taupik melanjutkan memimpin rakor.
Sekda Juani Taupik kembali mempertegas arahan yang disampaikan Bupati dan Wabup Lotim. Taupik menyebut, progress penanganan Covid-19 di Kabupaten Lotim ini menunjukkan tren yang cukup menggembirakan. Angka penderita Covid-19 mulai menunjukkan angka penurunan. ‘’Tak hanya harapan Bupati dan Wabup, namun menjadi harapan kita semua, Covid-19 ini segera teratasi,’’ katanya.
Juaini Taupik selaku Pelaksana Tugas Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Lotim, menyadari bahwa untuk mencapai kesempernaan 100% progress tentu sesuatu yang tidak mudah, kalau sudah mampu mencapai di atas 90% saja sudah merupakan kemajuan yang luar biasa. ‘’Kita yang bekerja ini adalah manusia biasa yang sulit mencapai sempurna. Mungkin itu hanya malaikat yang mampu bekerja sempurna,’’ ujarnya.(Sid)