Taklukkan Covid-19 di Fase I, Lotim Kini Hadapi Gempuran Fase II

Sekda Lotim, HM Juaini Taupik.
Sekda Lotim, HM Juaini Taupik.

Oleh: Lalu M Kamil AB |

LOTIM, LOMBOKTODAY.CO.ID – Ketua Pelaksana Tugas Gugus Penanganan Covid-19 yang juga Sekda Lombok Timur (Lotim), HM Juaini Taupik memaparkan, pandemi Covid-19, Lotim kini masuk pada fase II. Sedangkan pada fase I, Lotim berhasil menaklukkan dengan merontokkan beberapa klaster.

“Saat ini tren Lotim mengalami penurunan jika dibandingkan dengan 5 kabupaten/kota di Lombok. Grafik kita tidak terulang, apalagi dilihat dari jumlah penduduk, maka Lotim masih terbaik dalam penangan Covid-19,” kata Sekda Lotim, HM Juaini Taupik didampingi Kabag Protokol Setdakab Lotim, Iswan Rahmadi dan Jubir Gugus Covid-19 Lotim, Fathurrahman, dalam konfrensi Pers, di Balai Wartawan, Jumat (5/6).

Dijelaskan Sekda, seiring berjalannya masa pandemi, masyarakat semakin menyadari kondisi pandemi yang tengah menghantui negeri ini, sehingga kesadaran masyarakat pun sudah semakin tinggi. Masyarakat semakin terbiasa menjalani rutinitas sesuai protap kesehatan.

Mengenai penerapan new normal, lanjut mantan Kepala BPKAD Lotim itu, saat ini secara nasional, belum ada daerah yang disebut sebagai new normal atau pola hidup baru. “Kita ini masih dalam pra kondisi menuju new normal,” ujarnya.

Saat ini kata Juaini Taupik, di Lotim akan dilakukan rapid test di 1.000 masjid yang ada. Perlu diketahui, saat ini telah dikeluarkan Peraturan Bupati (Perbup)Lotim tentang pembatasan sosial bersekala desa (PSBD).

“Kita telah memiliki Perbup penerapan PSBD yang tujuannya untuk mendorong pemerintah desa, bergerak bersama-sama dengan pemerintah daerah dalam melawan Pandemi Covid-19,” kata pria yang memiliki sapaan akrab Opik itu.

Ia juga menegaskan, pandemi ini sudah menyebar di mana-mana, sehingga masyarakat diminta untuk tetap waspada, dan tetap menerapkan prosedur kesehatan. “Semua kecamatan sudah zona merah. Artinya semua masyarakat desa harus menjaga desanya masing-masing,” ucapnya.

Ia juga sangat berterima kasih kepada semua masyarakat yang selama ini sangat koperatif, tidak ada yang melakukan perlawanan terhadap petugas yang melakukan perawatan. Jika dibandingkan dengan daerah lain, banyak masyarakatnya yang melawan.

“Syukur di daerah kita tidak ada yang melakukan perlawanan. Semua masih bisa dikomunikasikan dengan baik dan semuanya masih kooperatif,” katanya.

Sekda juga menyebutkan isu lain yang menarik hari ini adalah soal anggaran penanganan Covid-19 yang mencapai ratusan miliar rupiah. “Masyarakat mulai bertanya dengan dana senilai Rp123 miliar. Sesungguhnya dari dana itu, untuk penanganan Covid-19 hanya Rp56 miliaran untuk operasi, sisanya untuk paket sembako dan lainnya,” ujarnya.(Sid)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *