Pemprov NTB Ingin Kembali Fokus pada Program Unggulan

4 minutes reading
Monday, 15 Jun 2020 18:03 0 158 Editor

Wagub NTB, Hj Sitti Rohmi Djalillah saat memimpin rapat untuk mengetahui sejauh mana progress program-program unggulan di NTB, pada pada Senin (15/6).

Oleh: Abdul Rasyid Z. |

MATARAM, LOMBOKTODAY.CO.ID – Setelah sebagian besar energi tercurah untuk penanganan Covid-19 selama tiga bulan terakhir, Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB ingin kembali fokus pada sejumlah program unggulan yang dijalankan selama ini, seperti revitalisasi Posyandu, Zero Waste, Desa Tangguh Bencana dan Desa Wisata.

Wakil Gubernur (Wagub) NTB, Hj Sitti Rohmi Djalillah memimpin rapat pada Senin (15/6) untuk mengetahui sejauh mana progress program-program unggulan di NTB tersebut. Bersama Asisten I Setda Provinsi NTB, Hj Baiq Eva Nurcahyaningsih dan Asisten II Setda Provinsi NTB, H Ridwan Syah; Wagub NTB, Hj Sitti Rohmi Djalillah membuka rapat yang dihadiri oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan NTB, Kepala Dinas Pariwisata NTB, Kalak BPBD NTB, dan Kepala DPMPD Dukcapil NTB, di Ruang Anggrek Kantor Gubernur NTB.

Dalam rapat tersebut, Wagub ingin agar program-program unggulan Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB tidak diam di tempat, namun harus terus didorong ke depannya. Karena program-program unggulan tersebut sangat relevan dengan upaya mengurangi penyebaran Covid-19 dan mengatasi dampaknya seperti industrialisasi, zero waste, kesehatan, dan kebersihan. ‘’Jadi clean, health and safety menjadi satu kesatuan, berhubungan juga dengan pariwisata. Sehingga semua program-program unggulan satu sama lain tidak bisa dipisahkan,’’ kata Wagub sembari ingin dalam mewujudkan kampung yang bersih dan sehat, Posyandu Keluarga harus berjalan dengan baik, dan program-program unggulan tersebut harus terintegrasi semuanya.

Ia menginginkan semua desa di NTB menyediakan sarana dan prasarana protokol kesehatan Covid-19, termasuk di desa wisata. Ia ingin desa wisata mampu menjelma menjadi desa yang lengkap, baik dari segi kesehatan dan kebersihan. Tak hanya itu, Wagub juga ingin agar semua desa di NTB menjadi desa tangguh bencana. ‘’Kita tidak bisa tawar-menawar lagi, revitalisasi Posyandu wajib di desa, pengelolaan sampah wajib, tangguh bencana juga wajib dan ini sebenarnya simple dan tidak membutuhkan banyak biaya. Sekarang bagaimana mensinergikan semua ini agar terealisasikan dengan baik,’’ ujarnya.

Dalam rapat tersebut, Wagub juga mengatakan muara dari program-program unggulan tersebut ada pada Pemerintah Desa. Oleh karena itu, ia ingin agar Kepala DPMPD Dukcapil NTB lebih cermat dan mengevaluasi dengan baik. ‘’Sehingga semua terangkum seperti apa yang kita inginkan, baik dari revitalisasi Posyandu, desa tangguh bencana, pengelolaan sampahnya dan penanaman pohon berjalan dengan lancar,’’ katanya sembari berpesan agar sinergitas satu sama lain dengan anggaran yang terbatas ini, Pemprov NTB mampu menjalankan program unggulan dengan sebaik-baiknya.

Asisten I Setda NTB, Hj Baiq Eva Nurcahyaningsih mengajak semua pihak tidak terlalu larut dengan pandemi. Justru ia mengajak untuk terus bangkit dan kembali melihat program unggulan yang telah disusun. ‘’Mari kita mulai bangkit, mulai minggu ini dan selanjutnya untuk kembali melaksanakan lagi program unggulan kita,’’ katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan NTB, dr Nurhandini Eka Dewi memaparkan Standar Operasional Prosedur (SOP) pelayanan Posyandu Keluarga di masa Pandemi Covid-19. Menurutnya, tenaga kesehatan dan kader Posyandu sebelum hari H Posyandu harus menyediakan fasilitas tempat cuci tangan dengan air yang mengalir dan sabun/hand sanitizer. Tenaga kesehatan dan kader Posyandu juga wajib menggunakan alat pelindung diri minimal sarung tangan dan face shield. ‘’Tenaga kesehatan dan kader Posyandu dalam keadaaan sehat dan tidak menunjukan gejala batuk, pilek dengan menscreening suhu tubuh <37,5,’’ katanya.

Dalam rapat tersebut, Kepala Dinas Pariwisata NTB, HL Moh Faozal juga memaparkan terkait program Gerakan Bersih Indah Aman (BISA). Dari program ini akan ada 20 desa wisata untuk menjadi pilot project. ‘’Program ini bertujuan agar lebih fokus pada SDM untuk mengembangkan ekosistem pariwisata kita di desa wisata, kemudian untuk memperkuat destinasi dan mencoba untuk merubah paradigma baru di desa wisata,’’ katanya.

Dinas Pariwisata akan bekerja sama dengan Pokdarwis dan berbagai asosiasi. Selain itu, juga akan ada pendampingan di masa Pandemi Covid-19 ini untuk desa wisata. ‘’Desa sebagai model protokol kesehatan Covid-19 dan melibatkan masyarakat untuk sadar pada protokol kesehatan ini,’’ ujarnya.(Sid)

No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

LAINNYA