Takut Dimarah Ortu, Gadis SMP di Keruak Ngarang Cerita Diculik

Esti (14 tahun), siswi SMPN 2 Keruak.
Esti (14 tahun), siswi SMPN 2 Keruak.

Oleh: Lalu M Kamil AB |

LOMBOK TIMUR, LOMBOKTODAY.CO.ID – Dalam dua hari terahir publik Kabupaten Lombok Timur (Lotim) dikejutkan dengan beredarnya rekaman pengakuan seorang gadis remaja yang mengaku menjadi korban penculikan oleh sekelompok pria bercadar. Korban bernama Esti (14 tahun), siswi SMPN 2 Keruak, beralamat di Sempong Dusun Bintang Oros, Desa Selebung Ketangga, Kecamatan Keruak, Kabupaten Lotim.

Berdasarkan keterangan yang diperoleh Lomboktoday.co.id dari Kapolsek Keruak, IPDA Nurlana menyebutkan, kronologi kejadian berawal hari ini Jumat (13/11), sekitar pukul 08.00 Wita, Polsek Keruak mengumpulkan baket tentang adanya isu penculikan anak di pinggir jalan di Dusun Ketangga Timur, Desa Ketangga Jeraeng, Kecamatan Keruak, Kabupaten Lotim. Menurut informasi, peristiwa penculikan terjadi pada Kamis (12/11), sekitar pukul 09.30 Wita.

Kapolsek menjelaskan, pihaknya langsung bergerak mengumpulkan keterangan sejumlah saksi di TKP. Di antaranya,  Junaidi (45 tahun), pekerjaan guru, alamat Dusun Ketangga Timur, Desa Ketangga Jeraeng, Kecamatan  Keruak (selaku guru wali kelas) tempat proses belajar mengajar daring. Selajutnya Inaq Pani (40 tahun), wirasuasta, alamat Dusun Ketangga Timur, Desa Ketangga Jeraeng, Kecamatan Keruak, Kabupaten Lotim.

Penjelasan kedua saksi lanjut Ipda Murlana, Esti hendak mengikuti proses belajar daring di rumah guru wali kelas dengan teman-temannya. Belajar dimulai pukul 08.00 Wita sampai pukul 11.00 Wita. Namun sekitar pukul 09.00 Wita, belajar sudah selesai mata pelacaran 1 dan 2. Selanjutnya pelajaran 3 seni budaya, namun hingga pukul 09.00 Wita, gurunya belum datang sehingga semua siswa disuruh nunggu datang guru. Sekitar pukul 9.30 Wita, Esti memberitaukan teman-temannya untuk duluan pulang karena ada acara keluarga di Lombok Barat. Selajutnya saksi 1 dan saksi 2 melihat secara langsung Esti dibonceng ke arah timur. Saksi memperkirakan teman sekolahnya karena seumur Esti. Sekitar pukul 10.00 Wita, orang tua Esti datang hendak menjemput anaknya, akan tetapi diberitaukan bahwa putrinya sudah pulang karena pelajaran ke-3, guru tidak bisa datang karena ada halangan. Orang tua Esti langsung pulang untuk mengecek putrinya apakah sudah sampai rumahnya atau belum. Namun Esti tak ada sampai di rumahnya. Orang tuanyapun kembali mencari keberadaan putrinya.

Sekitar pukul 13.00 Wita, ayah Esti ditelepon oleh saudaranya yang ada di Dusun Budandak, Desa Sepit, Kecamatan Keruak. Bahwa Esti ada di rumahnya sedang bercerita bahwa dirinya (Esti, Red) baru saja lolos dari aksi penculikan oleh orang yang tidak dikenal dan dapat melepaskan diri dari sekapan yang menurut Esti, dirinya disekap di salah satu gudang yang tidak ketahui tempatnya. Dan dirinya disekap bersama sekitar 27 orang anak yang masih berada di tempat penyekapan. Atas pengakuan putrinya itu, ayah Esti menyampaikan informasi peristiwa yang dialami putrinya itu kepada Babinkamtibmas Desa Selebung Ketangga. Informasi itu ditindaklanjuti oleh Babinkamtibmas ke Kapolsek Keruak.

Atas informasi itu, Kapolsek Keruak bersama anggota dan Kasat Reskrim Polres Lotim bersama anggota menuju TKP dan mengumpulkan baket dan meminta keterangan yang bersangkutan. Pihak Polsek Keruak menyimpulkan berdasarkan keterangan saksi-saksi di TKP dengan keterangan yang bersangkutan ada perbedaan dan ada kejanggalan. Esti mengaku diculik dengan menggunakan mobil sedangkan saksi-saksi menyebut Esti dibonceng dengan sepeda motor. Selama dalam proses penculikan HP yang dimiliki tidak pernah lepas dari diri Esti, serta tetap dalam kondisi baik tidak terdapat luka-luka bekas kekerasan. Tidak cuma itu, menurut keterangan saksi, tidak kali ini saja Esti minta izin untuk duluan pulang dalam proses belajar dan selalu dengan alasan yang sama yaitu ada acara keluarga di Lobar.

Menurut Kapolsek, Esti takut kepada orang tuanya karena pada saat diajak jalan-jalan oleh temannya sampai melebihi waktu pulang sekolah, sehingga takut dimarahi kemudian membuat sebuah cerita bahwa dirinya diculik tapi dapat meloloskan diri dari sekapan. Orang tua Esti menurut Kapolsek, mengaku sangat berterima kasih kepada pihak kepolisian yang telah membantu mengungkap peristiwa yang sebenarnya, sehingga tahu kalau putrinya mengarang cerita dan tidak menimbulkan keresahan di tengah-tengah masyarakat.

IPDA Nurlana mengaku sempat berpesan kepada orang tua Esti untuk tidak bersikap keras terhadap anaknya. ‘’Ya, kita ingatkan juga pada orang tuannya supaya jangan terlalu keras sama anak-anak di usia yang mau beranjak remaja,’’ ujarnya.(Sid)

Responses (3)

  1. Wow, amazing weblog format! How lengthy have
    you ever been running a blog for? you make blogging look easy.
    The entire look of your website is excellent, let alone the content material!
    You can see similar here e-commerce

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *