Oleh: Lalu M Kamil AB |
LOMBOK TIMUR, LOMBOKTODAY.CO.ID – Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lombok Timur, Hj Masnan melempar wacana ingin menyulap eks pasar umum Paok Motong, Kecamatan Sikur, menjadi pusat penjualan oleh-oleh (souvenir) khas Lombok Timur (Lotim) seperti dilansir salah satu media online.
Di mana, Kadis Perindag Lotim terinspirasi karena Lotim belum memiliki pasar oleh-oleh. Dan katanya, rencana ini sudah dibahas melalui rapat bersama Dinas Perhubungan, Dinas LHK, Dinas PU dan OPD lainnya. ‘’Dari rapat itu, saya selaku Kepala Dinas Perindag menginginkan agar eks Pasar Paok Motong ini bagus dijadikan pasar oleh-oleh dan pasar seni,’’ katanya.
Menurut Masnan, memilih eks Pasar Paok Motong dijadikan sebagai pasar oleh-oleh dan seni, karena lokasinya yang strategis berada di pinggir jalan Negara, sehingga sangat layak jika dibangun pasar oleh-oleh. ‘’Untuk di depan eks pasar ini, saya menginginkan agar dibuatkan toko sebagai tempat penjualan oleh-oleh untuk menampung IKM dan UMKM khas Lombok Timur, dan di sampingnya kita bangun pusat oleh-oleh,’’ ujarnya.
Ternyata ide Kadis Perindag ini dinilai belum laik oleh kalangan DPRD Kabupaten Lotim. Kritikan itu diungkap salah seorang Anggota Fraksi Partai Golkar DPRD Kabupaten Lotim, Saeful Kosasih.
Ditemui di ruang Fraksinya, Senin (23/11), Anggota DPRD Kabupaten Lotim dari Dapil V ini menyatakan, ide Kadis Perindag Lotim itu memang bagus, tapi belum layak menjadi prioritas. Alasannya, masih membutuhkan kajian secara komprehensif dan harus dibicarakan secara matang bersama stakeholders terkait.
Seyogyanya kata Saepul Kosasih, bukan pasar souvenir yang didahulukan, namun Pemkab Lotim harus memastikan pariwisata Lotim bisa berkembang dan ramai wisatawannya. ‘’Toh juga ide pasar oleh-oleh ini kan diharapkan para wisatawan yang akan belanja. Buru-buru bikin pasar souvenir, touris belum dating,’’ kata politisi Partai Golkar itu.
Selain itu, kata Saeful, hendaknya Dinas Perindag berpikir lebih mengutamakan pembinaan dan pengembangan sentra-sentra kerajinan rakyat sebagai produsen oleh-oleh yang notabene diharapkan sebagai penyuplay barang kerajinan (handycraft). ‘’Apa yang mau dijual di pasar oleh-oleh itu kalau hasil kerajinan rakyat kita masih belum mampu bersaing,’’ ujarnya.
Saepul juga menghawatirkan pembangunan pasar souvenir ini terlanjur menelan anggaran yang tidak sedikit, namun sisi fungsi dan kemanfaatannya tidak bisa optimal. Dikhawatirkan pula tidak ada yang memanfaatkan dan menjadi mubazir. Sebagaimana fakta di Lotim katanya, sudah banyak pasar-pasar megah dibangun, namun kemanfaatannya minim bahkan nganggur.(Sid)
No Comments