Oleh: Tomi |
MAMUJU, LOMBOKTODAY.CO.ID – Ada semerbak bau sedap di ruang penumpang di Pelabuhan Palipi-Sendaka. Ya, karena sudut barat ruang itu telah disulap menjadi dapur untuk pengungsi korban gempa di Sulawesi Barat. Jika biasanya berisi calon penumpang, kini tempat itu jadi penuh sayur, bumbu, alat masak dan sejenisnya.
Dapur ini dikelola oleh para relawan dari Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga (RSTKA). Motor utama dapur ini adalah chef Hidayat dari Makassar. Selain itu, ada Candra yang kesehariannya menjadi juru masak kapal pinisi RSTKA. Mereka dibantu relawan lain dan enam ibu-ibu dari sekitar pelabuhan.
Minggu siang kemarin (24/1), mereka memasak menu ayam madu dan mie goreng. ‘’Kami menyiapkan menu untuk 700 porsi. Yang 630 bungkus untuk para korban gempa yang mengungsi di Kecamatan Sedana. Lainnya untuk relawan di RSTKA,’’ kata Hidayat dalam keterangan pers kepada Lomboktoday.co.id, Senin pagi (25/1).
Selain memberikan pelayanan medis, RSTKA menyediakan dapur untuk pengungsi. Data sementara dari posko tanggap darurat bencana gempa PMI menunjukkan, ada 3.000 KK pengungsi yang tersebar di 11 desa dan kelurahan. Sementara, hanya ada satu dapur umum di Desa Totolisi di Kecamatan Sendana.
Sehingga pada Minggu siang kemarin (24/1), sebanyak 630 bungkus nasi dititipkan tim PMI untuk dikirim ke para pengungsi dari Malunda, Ulumanda, dan Mamuju yang berada di Kecamatan Sendana. Rinciannya; 24 KK di Kelurahan Mosso Dua, 15 KK di Desa Bukit Samang, 5 KK di Kelurahan Mosso, 10 KK di Desa Limbua, 6 KK di Latattedong, 3 KK di Puttada, 7 KK di Leppangan, 1 KK di Pundau, 9 KK di Totolisi, 10 KK di Sendana, 6 KK di Banua Sendana, 5 KK di Tallu Banua, 1 KK di Binanga, dan 3 KK di Tallu Banua Utara.(Sid)
No Comments