Percepat Vaksinasi Untuk Tekan Covid-19 di NTB

Suasana rapat evaluasi pencegahan dan penanganan Covid-19 yang digelar Satgas Covid-19 Provinsi NTB bersama Satgas Kabupaten/Kota se-NTB, di Graha Bhakti Praja Kantor Gubernur NTB, Kamis (4/2).

Oleh: ABDUL RASYID ZAENAL | 

MATARAM, LOMBOKTODAY.CO.ID – Selain penerapan protokol kesehatan (Prokes) yang ketat, vaksinasi yang sedang berlangsung saat ini menjadi harapan untuk menekan penyebaran Covid-19, di tengah kian meningkatnya jumlah kasus positif baru.

‘’Oleh karena itu, diperlukan percepatan atau akselerasi pemberian vaksinasi di semua daerah di NTB,’’ kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB, dr HL Hamzi Fikri, pada saat rapat evaluasi pencegahan dan penanganan Covid-19 yang digelar Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Provinsi NTB bersama Satgas Kabupaten/Kota se-NTB, di Graha Bhakti Praja Kantor Gubernur NTB, Kamis (4/2).

Dijelaskannya, untuk mempercepat vaksinasi, Pemerintah Daerah akan menambah vaksinator sejumlah 3.000 orang dari 1.800 yang sudah ada di lapangan untuk tiga juta penduduk NTB. Selain itu, upaya lain mengantisipasi lonjakan kasus baru adalah dengan melakukan tracing contact menggunakan rapid test antigen.

Hal ini seperti dikatakan Kadikes, karena sasarannya lebih banyak dalam penanganan Orang Tanpa Gejala (OTG) dan memiliki akurasi cukup tinggi. Ini bisa menjadi kebijakan strategis Satgas di daerah. Saat ini, dengan melonjaknya angka kasus baru, angka kematian karena terpapar Covid-19 di NTB, 4,4 persen berada di atas rata-rata nasional 2,8 persen dan 2,2 persen angka kematian global.

Demikian juga dengan realisasi kontak erat, NTB juga tinggi sebesar 7,8 persen dari angka ideal 2 persen. Itu sebabnya, dr Fikri, panggilan akrab Kadikes ini menyarankan tracing contact antigen karena korelasinya sangat erat mempengaruhi data lainnya terkait penanganan dan pencegahan. ‘’Saat ini situasi pandemi yang meningkat belum menunjukkan trend puncak apalagi menurun,’’ ucapnya.

Strategi lainnya, dr Fikri mengingatkan Satgas Kabupaten/Kota terkait kebijakan konversi kamar rumah sakit sebesar 30 persen untuk ruang isolasi. Begitu pula dengan protokol kesehatan ditekankan untuk menghindari, mengurangi dan membatasi kerumunan.

Senada dengan hal tersebut, perwakilan Korem 162/WB berharap, rapid antigen bisa dilakukan sampai ke warga desa melalui Satgas Covid-19 kelurahan/desa. Dari rapat evaluasi tersebut, baru Satgas Covid-19 Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) yang mengakui telah mendorong Pemerintah Desa untuk penganggaran pembentukan Satgas Desa sesuai Permendes PDTT.

Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) NTB, HL Gita Ariadi mengingatkan agar penerapan protokol kesehatan dan sosialisasi tentang Covid-19 dan vaksinasi terus dilakukan. Begitu pula dengan surat edaran Gubernur tentang pembatasan kegiatan masyarakat untuk dipatuhi dan dilaksanakan. ‘’Kita tetap berharap ada langkah strategis baru yang bisa segera mengeluarkan kita dari pandemi, selain upaya dan ikhtiar yang sudah kita lakukan selama ini,’’ kata Sekda.

Dalam rapat evaluasi tersebut, seluruh perwakilan Satgas Kabupaten/Kota yang mengikuti melalui video conference, melaporkan pelaksanaan vaksinasi dan strategi yang dilakukan terkait pembatasan kegiatan. Adapun Kabupaten Lombok Tengah dan Lombok Timur diminta mengantisipasi kegiatan Bau Nyale pada Maret mendatang, agar tidak menimbulkan kerumunan warga masyarakat saat melakukan tradisi tahunan tersebut.(Sid)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *