Teguh Santosa Bicara Masa Depan Media Siber

Suasana program Jaya Suprana Show bertajuk ‘’Masa Depan Media Online’’, yang digelar secara webinar virtual zoom, pada Jumat (26/2).

JAKARTA, LOMBOKTODAY.CO.ID – Budayawan dan pendiri Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI), Jaya Suprana bersama wartawan senior, Teguh Santosa, membedah sekaligus mengulas bagaimana masa depan media online. Teguh Santosa yang adalah CEO RMOL Network menjelaskan perkembangan awal media massa berbasis internet di Indonesia terjadi pada dekade 1990-an.

Dia mengatakan, pada masa itu jumlah pengakses internet belum begitu banyak, baru  pada kisaran 500 ribu orang yang kebanyakan mengakses internet dari perkantoran. Ketika itu media massa berbasis internet atau media online yang terkenal antara lain adalah detik.com, lippostar.com, dan astaga.com.

Namun, karena market belum begitu besar, satu persatu media online yang ada tumbang. Hanya yang militan dan tidak menggunakan investasi besar, seperti detik.com pada masa itu, yang dapat bertahan. Selain itu, detik.com memiliki warna pemberitaan yang berbeda dibandingkan dengan kebanyakan media cetak mainstream pada masa itu.

‘’Saat itu hanya orang-orang yang bekerja di perkantoran yang bisa mengakses internet,’’ kata Teguh Santosa yang juga Ketua Umum Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) ini dalam program Jaya Suprana Show bertajuk ‘’Masa Depan Media Online’’, pada Jumat (26/2).

Mantan Anggota Dewan Kehormatan PWI itu mengatakan, media massa berbasis internet masih akan terus berkembang di masa depan. Tanda-tanda ke arah cerah itu sudah terlihat sejak beberapa waktu lalu. Perkembangan ICT, katanya, tidak hanya digunakan untuk pemberitaan semata.

Kepada Teguh Santosa, Jaya Suprana bertanya mengenai titik tertinggi perkembangan media online. ‘’Anda tahu bahwa setiap pertumbuhan akan mencapai titik puncak, titik jenuh. Menurut Anda apakah media online masih jauh dari titik puncak, atau sudah di ambang titik puncak?,’’ tanya Jaya Suprana.

Menjawab pertanyaan itu, Teguh Santosa mengatakan, dirinya tidak tahu di mana titik puncaknya. Tetapi dia yakin, titik puncak itu masih jauh. ‘’Saya yakin kita sedang menanjak menuju ke ketinggian, dan saya tidak tahu di mana puncaknya,’’ ujar Teguh Santosa. ‘’Apakah tidak terhingga, invinitas?,’’ tanya Jaya Suprana lagi. ‘’Mungkin sekali,’’ jawab Teguh.

Teguh juga mengatakan, keunggulan dunia digital begitu terasa di era Pandemi Covid-19. Bukan hanya untuk pemberitaan, platform digital juga digunakan di sektor pendidikan secara luas, juga di dalam forum-forum pengambilan keputusan para pemimpin dunia. Tidak kalah penting, platform digital juga dimanfaatkan sebagai market place yang mempertemukan pelaku usaha baru dengan market. Teguh mengutip data yang dirilis Hootsuite baru-baru ini yang menyebutkan bahwa setidaknya 202 juta warga negara Indonesia (WNI) memiliki akses ke internet. ‘’Saya yakin masa depan media online akan cerah,’’ ujarnya.(Sid/jmsi)