BIMA, LOMBOKTODAY.CO.ID – Proses penanganan distribusi bantuan untuk korban terdampak banjir dan penanganan berbagai fasilitas publik di wilayah terjadinya bencana alam banjir bandang Kabupaten Bima, berjalan dengan baik dan lancar. ‘’Gubernur NTB, H Zulkieflimansyah telah mengimbau untuk berkoordinasi dan bersinergi dengan Pemkab Bima dan Satgas untuk mengawal bantuan dengan baik dan segera memperbaiki berbagai fasilitas publik pascabanjir,’’ kata Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Provinsi NTB, Zainal Abidin, saat ditemui di Posko Satgas Bencana Alam Banjir Kabupaten Bima, yang berlokasi di Kantor Bupati Bima Godo, Kecamatan Woha, pada Minggu (11/4).
Dijelaskannya, sejak awal Tim BPBD Provinsi NTB sudah berada di Bima untuk melakukan pendataan dan assessment. Hingga sekarang bersama BPBD Kabupaten Bima dan Satgas terus bersama mengupdate data. Ada 2 posko dalam penanganan bencana alam banjir ini. Posko Logistik yang berada di Kantor BPBD Kabupaten Bima dan Posko Induk di Kantor Bupati Bima. Pada prinsipnya, setiap bantuan logistik yang masuk langsung didata dan didistribusikan. ‘’Termasuk bantuan langsung dari Presiden Joko Widodo berupa 17 truk paket, yang berisi 13.000 paket sembako untuk masyarakat terdampak,’’ ujarnya.
Sementara itu, Kalak BPBD Kabupaten Bima, Aris Munandar mangaku bahwa kondisi terkini saat ini, banjir sudah surut, termasuk di area yang dekat dengan bantaran sungai. Masyarakat yang sempat menempati posko darurat seperti di sekolah, kantor atau tenda sudah kembali ke rumah masing-masing. Aktivitas perkantoran, lalu lintas dan penerbangan berjalan normal kembali. ‘’Mereka sudah kembali beraktivitas, beraktivitas di kantor, di sawah dan ladangnya,’’ ucapnya.
Sedangkan untuk 3 jembatan yang berada di Kecamatan Madapangga dalam waktu 2-3 hari kedepan akan dibuatkan jembatan darurat oleh TNI Kesatuan Zeni. Sedangkan fasilitas umum dan sosial lainnya akan direvitalisasi, bersama TNI/Polri, relawan, perangkat desa, dan komponen lainnya. ‘’Sehingga kami terus bersinergi dan berkoordinasi untuk merevitalisasi fasilitas umum, seperti jalan raya, Puskesmas, kantor-kantor,’’ katanya.
Dijelaskan pula bahwa, masing-masing perangkat daerah lingkup Pemkab Bima juga ikut dilibatkan dan bertanggungjawab untuk melakukan revitalisasi fasilitas umum dan sosial. Di samping itu, BPBD telah mendirikan 4 posko umum yang memiliki dapur umum maupun posko kesehatan, untuk memfasilitasi warga terdampak.
Sejak awal, ketika banjir mulai surut pada Sabtu (3/4) lalu, bantuan dan perhatian berdatangan terus. Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB sudah 2 kali mensupport. Bahkan H+1, Gubernur NTB, H Zulkieflimansyah langsung turun ke lapangan menemui warganya. ‘’Termasuk saat itu Gubernur NTB, H Zulkieflimansyah didampingi Bupati Bima, Hj Dinda Damayanti Putri, bergerak cepat turun mensupport dan menyerahkan bantuan ke warga,’’ ujarnya.
Bantuan datang dari berbagai komponen, dari Presiden RI, Joko Widodo; Kementerian Sosial RI, Pemprov NTB, Pemkab Bima, BUMN/BUMD, TNI/Polri dan Kabupaten/Kota lain yang ada di NTB. ‘’Yang lebih mengharukan adalah kepedulian saudara-saudara kita dari berbagai kecamatan untuk memberikan donasi berupa nasi bungkus, tempat tidur, air mineral dan lainnya, pada hari ke 2-3 hingga saat ini,’’ ungkap mantan Kabid pada PUPR Pemkab Bima ini.
Dijelaskan pula bahwa, bencana yang melanda Kabupaten Bima pada awal April lalu merupakan bencana Hidrometeorologi. Ada 3 bencana alam yang terjadi, yaitu pertama, bencana longsor di wilayah dataran tinggi tepatnya di Kecamatan Parado. Kedua, bencana abrasi pantai yang diakibatkan oleh cuaca ektrim di wilayah pesisir Desa Sangiang Kecamatan Wera, sehingga mengakibatkan gelombang air pasang.
Sedangkan ketiga, bencana banjir yang merendam 6 kecamatan yaitu, Kecamatan Monta, Belo, Bolo, Palibelo, Woha dan Madapangga. Dari 6 kecamatan ini, 1 kecamatan hanya terpapar di area pertanian yaitu Kecamatan Belo. Selanjutnya yang terpapar area pertanian dan 2 desa yaitu di Kecamatan Palibelo. Tapi tidak signifikan seperti 4 kecamatan yang lainnya. Ada 4 kecamatan lainnya yang terpapar sangat parah. Bahkan area cakupan paparannya hingga menggenangi 45 desa. Akibatnya, ada 10.185 kepala keluarga (KK) terdampak dan 31.369 jiwa terdampak, dan meninggal 2 orang. Kerusakan rumah warga, ada 363 rusak berat, rusak sedang sebanyak 2.542 buah dan rusak ringan sebanyak 2.642 buah rumah.
Kerusakan fasilitas umum dan sosial di antaranya ada 49 fasilitas pendidikan, 29 fasilitas kesehatan, 25 fasilitas ibadah, 30 perkantoran, 1 embung dan 5 ruas jalan. Jembatan beton ada 3 buah yang rusak berat, 10 buah yang rusak ringan, dan jembatan gantung ada 2 yang rusak berat. Sedangkan kerusakan pada area pertanian sebanyak 4.415 Ha, tambak 1,112,5 Ha, ternak 8.522 ekor, rumah garam 59 buah, irigasi 56 unit. Sementara kerugian harta benda per tanggal 11 April 2021 pukul 18.00 Wita ditaksir sebesar Rp680 miliar.(Sid)