‘’Lombok Mercusuar Tawarkan Adat sebagai Resolusi Berbagai Persoalan Bangsa’’
LOMBOK TENGAH, LOMBOKTODAY.CO.ID – Laskar Sasak membagikan sebanyak 1.500 paket untuk anak yatim piatu, anak terlantar dan kaum dhuafa se-Pulau Lombok. Penyerahan paket ini dipusatkan di kediaman Kedatuan Siledendeng, HL Putria, pada Minggu sore (9/5), dengan memakai protokol kesehatan Covid-19.
Ketua Laskar Sasak, Lalu Taharuddin mengatakan, pembagian paket ini dilakukan secara simbolis yang diterima langsung oleh Kades se-Kecamatan Pujut dan anak yatim. Secara teknisnya diantar ke masing-masing desa agar tidak memberatkan dan Kades yang membagikan. Sedangkan di kabupaten/kota se-Pulau Lombok, Laskar Sasak yang turun langsung.
Kades Ketara, L Buntaran nampak senang dengan pembagian paket untuk anak yatim ini. ‘’Kalau ada kurangnya, desa yang akan menambahkan,’’ kata Buntaran.
Pembagian paket yang dirangkai dengan silaturrohim tokoh adat, tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh budaya dengan icon Lombok Mercusuar menurut Putria, jangan sampai pembangunan di Lombok Tengah sebagai pusat wisata internasional kemudian menghilangkan jati diri Sasak.
Acara yang diinisiasi Laskar Sasak bekerjasama dengan Nindya Karya tersebut, dihadiri Kabinda NTB, Wahyudi Adisiswanto; Ketua Yayasan RSI, pejabat setempat dan Kades se-Kecamatan Pujut.
Sementara itu, Kabinda NTB, Wahyudi Adisiswanto yang juga Dewan Pembina Laskar Sasak mengatakan, sangat apresiasi dengan ide ini dan Laskar Sasak mulai menggalang bantuan. ‘’Dan Alhamdulillah setelah saya laporkan ke atasan saya, beliau mengatakan kalau bicara yatim ini kita gak boleh menawar,’’ katanya. Dan beberapa waktu kemudian, Sekretaris Utama BIN, Komjen Bambang SW menelpon dan memberitahukan kalau sudah menyiapkan sebanyak 1.500 paket.
Terkait Lombok Mercusuar, sudah dua kali dipresentasikan di tingkat nasional yang akan menghadirkan tokoh-tokoh adat seluruh Indonesia. ‘’Untuk konsolidasi seperti hari ini sebetulnya silaturrohim atau temu kangen,’’ ujarnya.
Namanya Lombok Mercusuar, jadi Lombok menjadi Mercusuar, menjadi cahaya penuntun arah di gelapnya malam, di tengah gelombang dan badai. ‘’Jadi, Mercusuar itu dan Indonesia ini dalam gelombang gelapnya malam, maka perlu penunjuk arah,’’ ungkapnya.
Program Lombok Mercusuar yang dipenjurui oleh Laskar Sasak merupakan upaya menjadikan Adat Sasak sebagai pilot projeck, di mana memfungsikan adat sebagai resolusi berbagai persoalan bangsa, khususnya persoalan radikalisme dan sparatisme.
Laskar Sasak, kata Wahyudi ini tak pernah minta-minta sepeser pun. ‘’Jadi, mereka ini ksatria, yang mengawal nilai-nilai adat dan budaya Sasak, maka saya mau jadi pembina, dan adat Sasak bisa menjadi acuan adat di Nusantara. Kalau adat dikedepankan, maka tidak ada sparatisme, dari Aceh sampai Papua, enggak ada,’’ katanya dengan yakin.
‘’Apa yang dikemukakan Mamiq Putria dalam Lontar Sasak Adat Pendita Telu, yang saya sampaikan ke pimpinan sebagai trilogi adat. Trilogi adat ini, satu tata krama hubungan manusia dengan Tuhan. Dua, tata krama hubungan manusia dengan manusia dan ketiga, hubungan manusia dengan alam dan lingkungan. Kalau ini diterima di semua agama bahkan di semua suku, itupun syariatnya berbeda-beda, kebetulan Sasak ini basic-nya Syariat Islam, saya pelajari dari budayawan Sasak ternyata Islam di Suku Sasak jauh sebelum Islam di Pulau Jawa, dari Syeikh Rukunuddin Sumbar di abad 7, sebelum Majapahit,’’ bebernya.
Maka itu, Wahyudi menyampaikan ke pimpinan akan ada Lombok Mercusuar, namun karena kendala Covid-19, sehingga diundur dan semoga Covid-19 segera mereda. ‘’Kata pimpinan kok kayaknya gak peduli Covid-19 kalau kita undang tokoh-tokoh adat se-Indonesia kumpul di Lombok, iya betul juga sehingga perlu bersabar dulu, masa bersabar tidak pernah ketemu, kesempatan kali ini saya harapkan sebagai momen silaturrohim para tokoh adat namanya konsolidasi, konsolidasi kebulatan tekad untuk menumbuhkembangkan adat di Bumi Lombok ini,’’ ungkapnya sembari menambahkan dengan doa lebih 1.000 yatim menjadi berkah.
Silaturrohim Lombok Mercusuar yang dipandu Sekjen Laskar Sasak berlangsung penuh kekeluargaan. HL Imam Hambali yang juga Ketua Yayasan Rumah Sakit Islam menekankan jati diri Sasak harus tetap dipertahankan dan mulai dari pendidikan keluarga dan generasi muda. ‘’Tidak ada kata terlambat dan kita mulai dari Keluarga,’’ katanya.
Tokoh Sasak, HL Anas Amrullah juga melihat potensi generasi muda dan generasi milenial harus dicari pola komunikasi yang tepat untuk mengokohkan budaya. ‘’Generasi sekarang beda dengan yang dulu, sehingga komunikasi yang tepat penting,’’ katanya.
Budayawan Sasak, Dr Masnun Hambali melihat ucapan yang berkonsekuensi hukum dan perbuatan yang berkonsekuensi peraturan. Ke depan perlu konvensi menjadi bagian penting untuk dikomunikasikan dengan berbagai pihak sambil mencontohkan kasus yang ditanganinya beberapa waktu lalu.
Dari YBM PLN, Habib Lutfi Sufi Al Idrus juga melihat perkembangan politik, ekononomi, sosial yang beda sekarang dan peran generasi muda penting untuk mengawal eksistensi dan jati diri bangsa.
Dari tokoh agama, TGH M Ibrahim mengatakan, tokoh agama telah mempersiapkan mental dari sejak dini. ‘’Tokoh agama menyiapkan mentalnya,’’ ucapnya.
Dialog yang berlangsung sekitar 1 jam ini banyak menghasilkan poin penting dan strategis. Ketua Laskar Sasak, Lalu Taharuddin mengatakan, sudah menginventarisir agenda dan isu startegis tersebut untuk di-follow up.(Sid/LS)
No Comments