Revitalisasi Posyandu Jadi Pusat Edukasi, Wagub NTB: Ini Strateginya

Wagub NTB, Hj Sitti Rohmi Djalillah.

MATARAM, LOMBOKTODAY.CO.ID – Wakil Gubernur (Wagub) NTB, Hj Sitti Rohmi Djalillah kembali menegaskan, Revitalisasi Posyandu dapat menjadi pusat edukasi dan solusi utama permasalaham kesehatan di Provinsi NTB. Untuk mewujudkannya, Wagub memaparkan beberapa strategi saat menjadi narasumber dalam Webinar Penguatan Posyandu Keluarga yang digelar Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB bekerjasama dengan Dinas Kesehatan NTB, pada Senin (10/5).

Wagub perempuan pertama NTB itu menjelaskan, dibutuhkan komitmen yang kuat antara Pemerintah Kabupaten dan desa. Membentuk Pokja Posyandu Desa. Menambahkan 3 meja pelayanan yang semula 5 menjadi 8, yaitu meja untuk remaja, Posbindu, dan Lansia. Menambahkan tiga SDM untuk tambahan 3 meja (jika belum ada kader tambahan bisa dengan sementara memanfaatkan ibu-ibu atau remaja yang ada di desa tersebut). Tempat fleksibel, waktu fleksibel, penambahan alat relatif murah.

Berbagai masalah kesehatan yang kompleks juga dihadapi oleh Provinsi NTB. Selain masalah stunting, kematian ibu, kematian bayi, dan berbagai masalah kesehatan yang kompleks seperti pernikahan anak, PMI illegal, narkoba, lingkungan hidup, bencana, dan lain sebagainya. ‘’Semuanya ini harus bisa kita kendalikan dengan pola edukasi yang konsisten dan tersistem dengan baik. Salah satu yang paling strategis yang kita perkuat selain sekolah adalah Posyandu, karena Posyandu dilaksanakan di setiap dusun di seluruh NTB setiap bulan,’’ kata Wagub.

Hingga saat ini, peta sebaran Posyandu Keluarga per April 2021 di Provinsi NTB yakni; Kabupaten Lombok Utara (KLU) sebanyak 208, Kabupaten Lombok Timur sebanyak 1.844, Kabupaten Lombok Barat sebanyak 126, Lombok Tengah sebanyak 244, Kabupaten Sumbawa Besar sebanyak 104, Sumbawa sebanyak 414, Dompu sebanyak 428, Kabupaten Bima sebanyak 481, dan Kota Bima sebanyak 99. ‘’Kalau Posyandu-nya aktif semua, maka semua data akan kita dapatkan secara ‘up-to-date’ setiap bulan. Sehingga semua permasalahan dari skala dusun bisa kita kontrol di NTB,’’ ujarnya.

Wagub menjelaskan, edukasi di Posyandu Keluarga ini akan lebih efektif lagi jika mengaktifkan Dasawisma. Dasawisma merupakan program kerja Tim Penggerak PKK Provinsi NTB. Hj Niken Saptarini Widyawati selaku Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi NTB menjelaskan Dasawisma dimulai dari pusat sampai ke desa, yang terdiri dari kelompok ibu dari 10 kepala keluarga (KK), yang melakukan aktivitas bermanfaat bagi keluarga. Terutama kegiatan mewujudkan program-program dalam bidang meningkatkan ketahanan keluarga, baik ekonomi, pendidikan, kesehatan dan lain sebagainya.(Sid)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *