LOMBOK TIMUR, LOMBOKTODAY.CO.ID – Ancaman merugi bagi petani tembakau Lombok Timur tampaknya tak dapat dielakkan. Sejumlah lahan di wilayah Kecamatan Jerowaru mati loyo akibat dihantam hujan pada usia tanaman belum sebulan. Akibatnya, petani harus melakukan penanaman ulang selagi tembakau masih kecil meskipun harus mengeluarkan biaya kembali.
Diprediksi pula tahun ini akan terjadi over produksi. Sementara jauh-jauh hari pihak perusahaan pengepul dan Pemerintah Daerah telah mewanti-wanti agar petani mengurangi tanam tembakau dengan alasan semua pengepul tahun ini akan mengurangi stock pembelian, karena selain harga di pasaran dunia anjlok dan ekspor berkurang akibat pandemi Covid-19.
Namun dari pantauan kasat mata Lomboktoday.co.id, terutama wilayah selatan hampir tidak ada petani yang mengosongkan lahan sawah dari tanam tembakau. Tak ada komuditas lain yang ditanam selain komoditas bahan utama pembuatan rokok itu.
Menyikapi fenomena ini, berapa hari lalu Lomboktoday.co.id mencoba meminta respon Ketua HKTI NTB, H Rumaksi Sj selaku organisasi yang menaungi para petani. Dengan semangat H Rumaksi yang juga Wakil Bupati Lombok Timur itu mengaku telah mulai berpikir dan berbuat mengantisipasi apa yang bakal menjadi ancaman petani tembakau, khususnya petani swadaya.
‘’Mungkin bagi petani plasma perusahaan tidak terlalu menghawatirkan, akan tetapi yang paling kita pikirkan adalah petani swadaya yang tidak bergantung pada perusahaan tertentu,’’ kata H Rumaksi.
Orang nomor dua di Lombok Timur itu berpendapat, alternatif solusi yang bisa ditempuh, yakni perlu dicarikan ‘’overteker’’ atau pihak yang bersedia menjadi penampung produksi petani yang diperkirakan akan kelebihan itu. Pihak HKTI katanya, telah mencoba mengkomunikasikan dengan perusahaan besar yang siap menampung.
Mantan anggota DPRD Provinsi NTB itu menyebut, pihaknya telah berkomunikasi dengan PT Gudang Garam. Dan pihak PT Gudang Garam itu katanya telah memberikan lampu hijau. ‘’Kami masih akan mencari perusahaan lain yang bersedia jadi overteker. Dan HKTI hanya bisa menjembatani petani karena HKTI tidak punya uang untuk memberikan garansi bagi petani,’’ ujarnya.(Kml)
No Comments