LOMBOK TIMUR, LOMBOKTODAY.CO.ID – Pemerintah Pusat menargetkan minimal 70% pelayanan vaksinasi Covid-19 di seluruh daerah. Target tersebut diberi dateline hingga 17 November mendatang. Artinya, masih tersisa tinggal 13 hari sejak hari ini, Rabu (3/11/2021.
Untuk target itu, Pemerintah Kabupaten Lombok Timur (Pemkab Lotim) merasa optimis akan bisa dicapai hingga batas waktu yang telah ditentukan. Sebagaimana pernyataan Bupati Lotim, HM Sukiman Azmy usai rapat strategi percepatan vaksin belum lama ini mengaku sangat yakin hingga 17 November mendatang akan menuntaskan target 70%. Mendukung pencapaian target tersebut, semua kecamatan di-back-up dengan dana Rp25 juta per kecamatan.
Dari pantauan Lomboktoday.co.id di lapangan, nampaknya capaian itu harus masih mengalami kendala. Dan kendala yang dihadapi bukan pada sisi pelaksana di bawah atau ketersediaan vaksin, namun kendala ada pada masyarakat partisipan yang sulit ditemukan meskipun tim bergerilya hingga ke dapurnya.
Seperti yang dialami Camat Sakra Barat, Mahrup, saat ditemui Lomboktoday.co.id usai mengkawal pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di sejumlah desa pada Selasa kemarin (2/11/2021) mengaku kewalahan mencari warga yang belum divaksin.
Masyarakat yang belum divaksin memang tinggal sedikit, tapi justru mencari sisa yang sedikit ini dirasakan sulit karena harus mendatangi secara door to door.
Sementara itu, kata Mahrup, warga yang dicari tidak ada di rumahnya karena pergerakan masyarakat yang banyak beraktivitas di luar desa. Bahkan ribuan masyarakat Kecamatan Sakra Barat menjadi TKI/TKW luar negeri. ‘’Kondisi inilah yang menyebabkan tim kecamatan jadi kurang tidur. Kami tidak istirahat hingga sore hari,’’ keluhnya.
Namun demikian, Camat Sakbar meyakini dengan melibatkan 6 tim pihaknya optimis target vaksinasi Covid-19 ini bisa mencapai di atas 60%. Sekitar seminggu lalu, Kecamatan Sakra Barat sesuai press realase Satgas Kabupaten sudah mencapai 53%. ‘’Masih banyak data yang belum dientry oleh pihak Puskesmas. Kalau semua data sudah dientry kami yakin di atas 60%,’’ ujarnya.
Untuk mencapai 70%, lanjut Camat, masih belum terlalu yakin mengingat warga yang layak divaksin banyak yang berada di luar daerah hingga luar negeri. Kalau warga yang berada di rumahnya dan layak divaksin, masih tersisa sedikit. ‘’Sisa sedikit ini yang harus dicari door to door. Dan inilah yang menyebabkan anggaran operasional membengkak bahkan minus,’’ keluhnya lagi.
Dana operasional dari Pemda Rp25 juta, dirasakan jauh dari kata cukup bahkan harus nombok. Terlebih katanya banyak pengeluaran yang tak terduga. Hanya dalam 2 hari dana Rp25 juta itu sudah ludes.(Sid/Kml)
No Comments