Bicara Transformasi Energi, Ini Pemaparan yang Disampaikan Yusrizki

Yusrizki
Ketua Komite Tetap Energi Baru Terbarukan KADIN Pusat, Muhammad Yusrizki, saat memberikan pemaparan transformasi energi dan geopolitik Indonesia di acara HUT ke-2 JMSI, di Wakatobi Room Plaza Kubra Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), pada Selasa (8/2/2022).

KENDARI, LOMBOKTODAY.CO.ID – Transformasi menuju green energy mendorong manusia tidak lagi menggunakan energi primer, tapi akan lebih banyak menggunakan energi listrik. Ke depan akan lahir lebih banyak electro state yang akan jadi hub energi baru terbarukan.

‘’Dampaknya, investor tidak akan masuk ke Indonesia jika tak punya upaya besar dalam membangun energi terbarukan,’’ kata Ketua Komite Tetap Energi Baru Terbarukan KADIN Pusat, Muhammad Yusrizki, saat memberikan pemaparan transformasi energi dan geopolitik Indonesia di acara HUT ke-2 JMSI, di Wakatobi Room Plaza Kubra Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), pada Selasa (8/2/2022).

Yusrizki menjelaskan, Conference of Parties (COP) ke-26 di Glasgow Inggris tahun 2021 mengamanatkan dunia harus mengendalikan perubahan iklim dunia dan mencapai 0 emisi karbon di tahun 2060 mendatang.

Tak hanya berdampak pada arus investasi dan pertumbuhan ekonomi, lanjut Yusrizki yang juga menjabat Wakil Ketua Umum Ikatan Alumni ITB ini, transformasi energi terbarukan juga sangat berpengaruh pada landscape geopolitik dunia. ‘’Australia ekspor energi terbarukan ke Singapura. Padahal, jaraknya 4.000 km, bahkan kabelnya lewat ke wilayah Indonesia,’’ ujarnya.

Ke depan, lanjut Yusrizki, Singapura berniat menjadi pemimpin program dekarbonisasi Asia. Mereka ingin menjadi power house energi hijau di Asia. Menjadi hub energi terbarukan di Asia. ‘’Di sini pentingnya kita paham geopolitik,’’ ucap Yusrizki yang mengetuai program Net Zero KADIN.

Yusrizki menambahkan, jika Presiden Jokowi bercita-cita mempunyai tol laut. Dalam urusan energi, Indonesia juga harus mempunyai tol energy, di mana interkoneksi energi di tanah air sudah terbentuk. ‘’Inilah fondasi Indonesia bisa bangkit dan mampu bersaing dengan negara lain di dunia,’’ katanya. Yusrizki mengimbau agar semua institusi negara, semua stakeholders dan para elit politik untuk menyadari pentingnya semua itu. ‘’Kita harus jadi electro state. Kalau enggak Indonesia hanya akan menjadi konsumen energi hijau,’’ ujarnya.(Sid)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *