Cegah Hepatitis Akut, Menkes Minta Masyarakat Jaga Kebersihan Diri

Budi Gunadi Sadikin
Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin.

JAKARTA, LOMBOKTODAY.CO.ID – Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin meminta masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan melakukan tindakan pencegahan terhadap penyakit hepatitis akut, salah satuya dengan menjaga kebersihan diri.

Mengingat penyakit hepatitis akut yang sedang melanda dunia ini, diduga telah masuk ke Indonesia setelah tiga anak dilaporkan meninggal dunia akibat terinfeksi penyakit misterius itu.

”Virus ini menularnya lewat asupan makanan yang lewat mulut. Jadi, kalau bisa rajin cuci tangan saja supaya kita pastikan yang masuk ke anak-anak kita. Kan ini menyerang banyak di bawah 16 tahun, lebih banyak lagi di bawah 5 tahun,” kata Menkes, Budi Gunadi Sadikin dalam keterangan pers usai mengikuti rapat yang dipimpin oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), di Kantor Presiden, Jakarta, pada Senin (9/5/2022).

Secara umum, gejala awal penyakit hepatitis akut adalah mual, muntah, sakit perut, diare, kadang disertai demam ringan. Selanjutnya, gejala akan semakin berat seperti air kencing berwarna pekat seperti teh dan buang air besar berwarna putih pucat.

Karenanya, Menkes Budi Gunadi Sadikin meminta agar para orang tua untuk segera memeriksakan anak dengan gejala tersebut ke fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes) terdekat untuk mendapatkan diagnosis awal.

”Kalau dia buang air besar dan kemudian mulai ada demam, nah itu dicek SGPT-SGOT-nya. Kalau sudah di atas 100, lebih baik di-refer ke fasilitas kesehatan terdekat. SGPT-SGOT normalnya di level 30-an, kalau sudah naik agak tinggi sebaiknya di-refer ke fasilitas kesehatan terdekat,” ujarnya.

Menkes, Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, saat ini tercatat 15 kasus dugaan atau suspek hepatitis akut. Tiga kasus pertama di Indonesia dilaporkan pada tanggal 27 April, beberapa hari setelah Badan Kesehatan Dunia atau WHO menyampaikan adanya kejadian luar biasa atau outbreak penyakit ini di Eropa.

Karena itu, pihaknya menindaklanjuti kejadian ini dengan membuat Surat Edaran (SE) tentang Kewaspadaan terhadap Penemuan Kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya (Acute Hepatitis Of Unknown Aetiology).

”Tanggal 27 April itu kita sudah langsung mengeluarkan surat edaran agar semua Rumah Sakit dan Dinas Kesehatan melakukan surveillance monitoring terhadap kasus ini,” ungkapnya.

Menkes, Budi Gunadi Sadikin menambahkan, pihaknya juga telah berkomunikasi dengan Centers for Disease Control and Prevention Amerika Serikat (AS) dan Pemerintah Inggris untuk memperoleh informasi mengenai penyakit ini.

”Memang kesimpulannya belum bisa dipastikan virus apa yang 100 persen menyebabkan adanya penyakit hepatitis akut ini. Sekarang penelitian sedang dilakukan bersama-sama oleh Indonesia, bekerja sama dengan WHO dan juga kita bekerja sama dengan Amerika Serikat dan Inggris untuk bisa mendeteksi secara cepat penyebab penyakit ini. Kemungkinan besar adalah adenovirus strain 41, tapi ada juga banyak kasus yang tidak ada adenovirus strain 41 ini,” bebernya.

Penyakit Mulut dan Kuku
Dalam keterangan persnya, Menkes, Budi Gunadi Sadikin juga menjelaskan mengenai penyakit mulut dan kuku yang menyerang sejumlah hewan ternak di Jawa Timur (Jatim).

Menkes, Budi Gunadi Sadikin menyampaikan bahwa penyakit ini sangat jarang ditemukan menular ke manusia. ”Kami sudah diskusi dengan WHO, Badan Kesehatan Hewan Dunia (OIE), bahwa penyakit mulut dan kuku ini memang domainnya ada di hewan, jadi hampir tidak ada yang loncat ke manusia,” jelasnya.

Menkes, Budi Gunadi Sadikin menambahkan, virus yang menyerang hewan ini berbeda dengan SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 yang ditularkan hewan kalelawar ke manusia, maupun flu babi dan flu burung.

”Khusus untuk mulut dan kuku, virus ini memang adanya hanya di hewan yang berkuku dua, dan sangat jarang yang meloncat ke manusia. Jadi, tidak perlu khawatir dari sisi kesehatan manusianya,” ungkapnya.(Sid)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *