Keren, NTB Jadi Provinsi Pertama yang Eksekusi dan Tangkap Peluang LPQI

Peresmian LPQI NTB
Gubernur NTB, H Zulkieflimansyah saat menyampaikan sambutan pada acara peresmian Lembaga Pendidikan Qur'an Isyarat Provinsi Nusa Tenggara Barat (LPQI NTB), yang berlangsung di Ballroom Islamic Center NTB, pada Kamis (8/9/2022).

MATARAM, LOMBOKTODAY.CO.ID – Gubernur NTB, H Zulkieflimansyah meresmikan Lembaga Pendidikan Qur’an Isyarat Provinsi Nusa Tenggara Barat (LPQI NTB), yang menjadikan NTB sebagai salah satu provinsi pertama yang mengeksekusi dan menangkap peluang dengan cepat. Acara peresmian LPQI NTB tersebut diadakan di Ballroom Islamic Center Provinsi NTB, pada Kamis (8/9/2022).

Inisiator pembuatan LPQI NTB merupakan kerja besar dan hal yang luar biasa bagi NTB. Dengan lahirnya lembaga ini, saudara-saudara berkebutuhan khusus memiliki secercah harapan dalam mempelajari Al-Qur’an dengan segala keterbatasan yang mereka miliki.

Harapan Bang Zul, demikian Gubernur NTB ini biasa disapa, lembaga pendidikan Al-Qur’an tersebut tidak hanya di Kota Mataram semata. Namun juga segera ada di seluruh kabupaten/kota se-Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).

“Kalau perlu bantuan, ini ada pimpinan BAZNAS kita juga hadir. Pimpinan BAZNAS mudah-mudahan bisa membantu lembaga pendidikan kita,” kata Bang Zul.

Pada momentum itu, Bang Zul juga bercerita bagaimana orang-orang berkebutuhan khusus di luar negeri bisa maju tanpa dibeda-bedakan. Ternyata yang membedakan negara maju dengan negara tidak maju adalah perlakuan pada saudara-saudara yang punya keterbatasan.

“Kalau masih ada spontanitas kita ingin membantu teman-teman yang mengalami keterbatasan penglihatan, pendengaran, dan lain-lain, berarti daerah kita ini masih mengalami keterbelakangan dalam peradaban. Karena ternyata di negara maju, orang tunanetra, tunarungu, tunawicara, dan lain sebagainya itu adalah fenomena biasa, yang tidak biasa adalah perlakuan mereka terhadap yang punya keterbatasan,” jelasnya.

Punya keterbatasan fisik, lanjut Bang Zul, tidak menghalangi orang-orang di negara maju untuk maju, tunanetra tidak menghalangi anak-anak pintar untuk tidak sekolah, di sana mereka bisa menjadi wali kota bahkan gubernur. Punya keterbatasan fisik, tidak menghalangi warga negara untuk menjadi menteri bahkan pimpinan kepala negara sekalipun.

“Jadi, di negara maju itu sudah biasa. Orang tunanetra itu jadi gubernur, wali kota, menteri. Di tempat kita ini yang belum terbiasa, seakan-akan yang punya keterbatasan fisik ini harus dikasihani,” papar Bang Zul.

Menyediakan fasilitas, menyediakan instrumen merupakan tugas bersama, sehingga keterbatasan fisik tidak menjadi penghalang bagi adik-adik, anak-anak tersebut untuk maju. Harapan Bang Zul juga agar tidak ada lagi saudara-saudara yang punya keterbatasan fisik, tidak bisa mencicipi pendidikan yang layak, karena semua berhak akan pendidikan, terutama di NTB.

“Dan selangkah lebih maju jangan sampai dengan keterbatasan fisik menghalangi mereka untuk menikmati indahnya ajaran Islam,” ucapnya.

Selain itu, dengan hadirnya LPQI di NTB bisa menjadi daerah yang lebih berkah karena do’a mereka. Lembaga acara seperti ini juga menjadikan negeri, bangsa, daerah selalu dalam lindungan Allah SWT. Dengan keterbatasan tapi mampu bermunajat kepada Allah SWT, mengetuk pintu langit, memohon ampun untuk semua.

Bang Zul juga menyampaikan terima kasih kepada Kepala Kanwil Kemenag NTB, H Zaidi Abdad atas perhatiannya dan tentu saja inisiator. ”Semoga Allah SWT memberikan pahala yang sangat besar pada orang-orang hebat yang menginisiasi pekerjaan-pekerjaan besar dan luar biasa ini,” ungkapnya.(Sid)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *