DI TENGAH EUFORIA dan glorifikasi suksesnya gelaran MotoGP Indonesia 2022 di Sirkuit Mandalika, Kabupaten Lombok Tengah (Loteng), Zul-Rohmi terus menggesa program unggulan 99 Desa Wisata di wilayah Provinsi NTB.
Kawasan penyangga wisata berbasis masyarakat lokal ini, dinilai menjadi trigger penggerak ekonomi kerakyatan di sektor pariwisata.
Pemerintahan Gubernur NTB, H Zulkieflimansyah dan Wagub NTB, Hj Sitti Rohmi Djalillah konsisten menempatkan sektor pariwisata sebagai unggulan kedua setelah sektor pertanian secara umum di NTB.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB mendorong kehadiran kelompok sadar wisata yang mengelola potensi wisata di desa masing-masing.
Support yang diberikan dengan mengupayakan pengembangan infrastruktur, pemberian bantuan sarana prasarana, hingga melakukan inovasi menciptakan desa wisata penyangga bagi destinasi wisata internasional sekitar kawasan ekonomi khusus (KEK) Mandalika, Senggigi, Gili Tramena (Gili Trawangan, Gili Air, dan Gili Meno) dan beberapa destinasi wisata lain yang mendunia.
Menggagas 99 Desa Wisata bukan hal yang mudah. Apalagi NTB sempat menghadapi bencana gempa bumi 2018 dan masa pandemi Covid-19 sejak awal 2020 lalu. Dampaknya cukup signifikan membuat angka kunjungan wisata seperti terjun bebas. Sepanjang tiga tahun terakhir, Pemprov NTB harus berjibaku mensupport sektor pariwisata untuk kembali bangkit dan bersaing.
Toh, perjuangan Zul-Rohmi membuahkan hasil. Percepatan pembangunan Sirkuit Mandalika dengan dukungan pusat menempatkan NTB sebagai tuan rumah WSBK 2021 dan MotoGP 2022. Pariwisata NTB kembali bergeliat. Angka kunjungan wisata NTB kembali bergerak di antara event internasional tersebut.
Tak hanya hotelier dan travel agent, puluhan desa wisata dengan lebih dari 8.000 unit homestay turut ketiban manfaat di saat gelaran event berlangsung.
Kepercayaan penyelenggara event sport tourism mancanegara makin melirik NTB. Pasca WSBK dan MotoGP, sebuah event lain terselenggara di Sumbawa, MXGP 2022 di Sirkuit Samota Sumbawa.
Ini membuktikan bahwa Zul-Rohmi berupaya disparitas Lombok dan Sumbawa bisa segera teratasi, terutama di sektor pariwisata.
Kini di tahun keempat kepemimpinannya, Zul-Rohmi sudah berhasil mewujudkan 99 desa wisata di Lombok dan Sumbawa. Konsep yang ditonjolkan adalah green dan ecotourism, pariwasata berkelanjutan yang ramah lingkungan.
Masalah aksesibilitas, kelengkapan sarana dan prasarana pendukung juga menjadi atensi, dengan support penuh dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
Kekuatan ini akan menjadi potensi NTB untuk melaju semakin Gemilang di saat pandemi Covid-19 benar-benar berakhir kelak.(bersambung)