JAKARTA, LOMBOKTODAY.CO.ID – Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita mendorong para pelaku industri batik di tanah air untuk menerapkan konsep 3R (reuse, recycle, dan recovery).
Misalnya penggunaan malam atau lilin khusus bekas untuk didaur ulang sehingga menciptakan nilai efisiensi. Selanjutnya, zat warna dapat didaur ulang melalui Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).
‘’Konsep 3R ini bukan semata-mata kita untuk mengurangi kualitas produksi batik tersebut, melainkan hanya untuk menekan biaya produksi supaya lebih efisien,’’ kata Menperin, Agus Gumiwang Kartasasmita di sela-sela acara Pameran Gelar Batik Nusantara (GBN) 2023, di Senayan Park, Jakarta Pusat, Rabu (2/8/2023).
Menperin menjelaskan, industri batik merupakan sektor padat karya yang telah menyerap tenaga kerja hingga jutaan orang. Artinya, sektor industri batik ini telah memberikan kehidupan dan penghasilan bagi jutaan rakyat Indonesia.
Karenanya, industri batik memiliki peranan yang amat penting bagi perekonomian nasional. Betapa tidak, sepanjang tahun 2022 lalu, nilai ekspor batik dan produk batik telah menembus angka USD64,56 juta atau meningkat 30,1 persen dibanding capaian tahun 2021. Sementara pada periode Januari-April 2023, nilai ekspor batik dan produk batik sebesar USD26,7 juta, dan ditargetkan dapat menyentuh hingga USD100 juta selama tahun 2023.
Bahkan guna meningkatkan daya saing industri batik Indonesia, Menperin juga mendorong proses pembuatan batik yang ramah lingkungan. Tujuannya untuk menciptakan efisiensi pemakaian bahan baku, energi, dan hemat air, sehingga limbah yang dihasilkan lebih sedikit. Hal ini sejalan dengan implementasi prinsip industri hijau yang dapat mendukung konsep ekonomi secara berkelanjutan.(Sid)