Pilpres 2024, Ganjar – Mahfud MD Sanggup Tentukan Bonus Demografi Indonesia 2045

Dialog Kepemudaan
Suasana dialog kepemudaan GAMA Mataram yang mengambil tema ‘’Pemimpin Masa Depan untuk Indonesia Unggul’’, di Sayung Hotel & Restaurant, Jalan Bung Karno Mataram, pada Selasa malam (26/12/2023).

MATARAM, LOMBOKTODAY.CO.ID – Memilih pemimpin jangan seperti membeli handphone (HP), hanya ikut-ikutan teman, tapi harus paham ‘’spesifikasi’’ pemimpin yang jadi harapan bagi sekitar 279 juta jiwa rakyat Indonesia.

Pernyataan itu disampaikan salah seorang peserta Dialog Kepemudaan GAMA Mataram yang mengambil tema ‘’Pemimpin Masa Depan untuk Indonesia Unggul’’, di Sayung Hotel & Restaurant, Jalan Bung Karno Mataram, pada Selasa malam (26/12/2023).

Tiga nara sumber dalam diskusi mencari pemimpin Indonesia itu,  yakni Darmaji Suradika, Ketua Tim Pemenangan Muda (TPM) Pusat, Komjen Pol (Purn) Prof Gatot Eddy Pramono dan seorang YouTuber, Yusril Ihsa Mahendra, diskusi tersebut diselenggaran GAMA Mataram.

Dalam diskusi malam itu, Darmaji menyebut Pemilu 2024 merupakan era perubahan dan pergantian pemimpin semesta. Tidak hanya di Indonesia, juga hampir 30 negara mengadakan pemilihan umum pada tahun 2024. ‘’Memilih pemimpin tahun 2024 merupakan hal yang penting karena menentukan nasib, harapan, dan ketakutan hampir 279 juta lebih masyarakat Indonesia,’’ kata Aji, panggilan Darmaji.

Menurutnya, pemilihan pemimpin pada tahun 2024 juga menentukan bonus demografi pada tahun 2045. Terkait visi Indonesia Emas 2045, jika bonus demografi itu dikelola pemimpin yang tepat dan profesiobal, akan menjadi modal visi Indonesia untuk menuju seratus tahun merdeka di tahun 2045 nanti. Sebaliknya, jika tidak dikelola dengan baik justru menjadi beban negara, baik bagi pertumbuhan ekonomi maupun keuangan negara. ‘’Karena itu, jangan salah memilih pemimpin,’’ tegas Aji.

Untuk dapat memastikan mewujudkan Indonesia emas tahun 2045 pemilihan pemimpin menentukan. Menentukan pemimpin Indonesia adalah soal memenuhi harapan 279 juta rakyat Indonesia. Kalau menuju bonus demografi 2045 dikelola oleh pemimpin yang tidak berpengalaman dan tak punya integritas, maka pemerintahan akan gagal. ‘’Kalau gagal, harus menunggu 150 tahun lagi,’’ tegas Aji lagi.

Memahami Persoalan Bangsa

Dalam kesempatan yang sama, Yusril Ihsa Mahendra, seorang YouTuber asal Bima juga menegaskan, memilih pemimpin harus memiliki track record dan integritas. Menurut Yusril, memilih pemimpin pada tahun 2024 harus yang memiliki standar dan kriteria, yaitu kapasitasnya dalam memahami persoalan bangsa. Dalam memilih pemimpin harus yang memahami kebutuhan masyarakat, bukan yang gampang mengumbar janji alias mengiming-imingi rakyat.

Indonesia butuh pemimpin masa depan yang berintegritas, bukan semata-mata berusia muda, tapi hanya melalui proses politik dinasti. Untuk tampil sebagai pemimpin bangsa, anak muda harus melewati proses demi proses. ‘’Memiliki kapasitas dan memahami persoalan bangsa,’’ kata Yusril.

Dan program kerja yang ditawarkan itu apakah mewakili kepentingan kaum muda Indonesia saat ini, atau justru terobsesi terhadap kekuasaan untuk kemudian melahirkan feodalisme dan kepemimpinan yang otoriter. Prof Gatot Eddy Pramono dalam kesempatan itu juga menyinggung bonus demografi: Jumlah pemilih pemuda saat ini 56 persen dari total jumlah pemilih. Artinya bangsa Indonesia ke depan ditentukan pemuda.

Menurut Prof Gatot, diprediksi tahun 2045 Indonesia memiliki tingkat perkembangan ekonomi nomor 5 di dunia, karena Indonesia memiliki SDM dan SDA yang melimpah. ‘’Kita harus mampu memanfaatkan bonus demografi,’’ kata Prof Gatot.

Sensus Penduduk 2020 menunjukkan usia produktif mencapai sekitar 70 persen, sehingga Indonesia memasuki masa bonus demografi. Artinya usia produktif lebih tinggi dari usia non produktif, sedangkan bonus demografi akan berakhir tahun 2040. ‘’Ketika kita mampu memanfaatkan bonus demografi, maka kita akan bisa menjadi negara maju,’’ ucapnya.

Pertanyaannya, siapakah pemimpin yang mampu mengelola negara di masa bonus demografi. Para pemuda mampu rasional dalam memilih pemimpin yang memiliki kapasitas dan kapabilitas untuk itu.

Ganjar – Mahfud MD

Pasangan capres dan cawapres nomor urut 3, Ganjar Pranowo –Mahfud MD berkomitmen untuk mewujudkan Indonesia emas, yang disebutnya Indonesia Unggul. Pasangan Ganjar – Mahfud MD terlahir dari keluarga yang sederhana, keduanya memiliki personaliti yang sederhana dan tidak pernah memanfaatkan privilage orang tuanya maupun privilage-nya sendiri. ‘’Keduanya adalah figur orang yang punya integritas,’’ kata Prof Gatot.

Mereka mampu memberantas korupsi, terbukti Ganjar Pranowo mengelola anggaran secara transparan ketika menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah. Ganjar Pranowo ketika menjadi anggota DPR RI mampu menyerap aspirasi dan menyuarakan keterlibatan perempuan di legislatif. Ia juga mengayomi orang-orang difabel.

Ganjar Pranowo dan Mahfud MD dalam menjabarkan visi misinya menjawab persoalan masyarakat, bukan mengiming-imingi masyarakat dengan janji-janji. Seperti masalah lapangan pekerjaan, masalah ketahanan pangan maupun masalah kesehatan. ‘’Gabjar – Mahfud MD akan menyiapkan 17 juta lapangan pekerjaan untuk masyarakat, lebih khususnya untuk kaum muda,’’ ujar Prof Gatot.

Akan ada pengembangan UMKM, pengembangan entrepreneur, pengoptimalisasi digitilisasi, menciptakan industri-industri kreatif. Untuk masalah kesehatan, Ganjar – Mahfud MD berkomitmen untuk menyelesaikan masalah kesehatan, caranya di tiap Puskemas Pembantu (Pustu) di desa ada satu dokter, dan ada Puskesmas di setiap desa.

Selain itu, pasangan Ganjar – Mahfud MD berupaya untuk mencegah persoalan kesehatan dengan mengadakan kegiatan edukasi serta memberikan bantuan kesehatan kepada masyarakat. Serta pengoptimalan tenaga kesehatan yang ada di tiap desa dan memberikan insentif bagi tenaga kesehatan atau kader Posyandu.

Terkait ketahanan pangan, pasangan Ganjar – Mahfud MD berkomitmen mengatur regulasi harga pangan, mewujudkan pertanian modern dengan memanfaatkan digitalisasi, stabilitas harga bahan pokok. Serta memberikan bantuan bantuan pertanian dan bantuan untuk nelayan. ‘’Programnya juga menyasar satu keluarga miskin 1 sarjana,’’ kata Prof Gatot.

Pengoptimalan bantuan bantuan masyarakat dengan mewujudkan ‘’KTP SAKTI’’. Memberikan insentif terhadap guru ngaji, mempermudah subsidi rumah untuk keluarga baru. ‘’Untuk mewujudkan program program di atas, kita perlu memilih pasangan Ganjar – Mahfud MD,’’ tegasnya sembari menjelaskan, pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD mampu memahami segala permasalahan bangsa.

Dalam dialog kepemudaan itu berlangsung hangat. Para peserta dialog kepemudaan itu menyampaikan pertanyaan kritis, khususnya menyangkut persoalan yang saat ini dihadapi masyarakat. ‘’Kalau memilih pemimpin seperti membeli handphone, hanya ikut-ikutan teman, atau bisa dirayu iming-iming, kita tak bisa memahami spesifikasi pemimpinnya. Memilih pemimpin itu harus figur yang mampu menjawab tantangan yang dihadapi masyarakatnya,’’ kata Supriyanto, seorang relawan Ganjar – Mahfud MD yang menjadi Koordinator untuk wilayah Sumbawa-KSB.(Sid)