Lotim Jadi Kabupaten Pertama di NTB Galakkan Sekolah Ramah Anak

sekolah ramah anak
Suasana acara launching Sekolah Ramah Anak di Kabupaten Lombok Timur.

LOMBOK TIMUR, LOMBOKTODAY.CO.ID – Guna menekan terjadinya tindak kekerasan terhadap anak, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lombok Timur (Kadis Dikbud Lotim), Izzuddin mengeluarkan instruksi kepada semua sekolah negeri dan swasta mulai dari tingkat TK (Taman Kanak-Kanak), PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), SD (Sekolah Dasar), dan SLTP (Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama).

Instruksi dimaksud yaitu, sekolah harus menciptakan suasana dan layanan yang tenang dan nyaman di sekolah. ‘’Saya menginstruksikan seluruh sekolah baik negeri dan swasta, memastikan anak-anak kita mendapat layanan tenang, aman, nyaman, tidak ada bullying, tidak ada kekerasan, itu yang ingin kita hadirkan,’’ kata Izzudin kepada awak media, Kamis (18/7/2024).

Dengan demikian, kata Izzuddin, ikhtiar tersebut bisa menekan tindak kekerasan terhadap anak, sehingga anak didik bisa menerima pendidikan dan pengajaran dengan situasi psikologi yang tidak dalam ketegangan anak yang notebene anak dalam ketegangan mental.

Sesungguhnya program ini, lanjut Kadis, untuk Lombok Timur sudah dimulai dari tahun 2022 yang lalu, namun tahun ini sebagai awal untuk dilaksanakan secara serentak. ‘’Tak boleh ada sekolah yang tidak melaksanakan,’’ tekannya.

Kadis menandaskan, untuk bisa terwujud strategi pendidikan ini, ada tiga elemen yang harus proaktif untuk mengimplementasikan program sekolah ramah anak tersebut yaitu masyarakat khususnya wali murid, guru, dan siswa itu sendiri.

Diterapkannya program ini, kata mantan Kadis Dispora Lombok Timur itu, adalah sebagai tindak lanjut dari program Tim Pencegahan Penanganan Tindak Kekerasan (TPPTK) di sekolah, selanjutnya dikuatkan dengan agenda sekolah ramah anak.

Ditanya soal apakah ada konsekuensi jika sekolah melanggar ? Izzuddin menyebut program ini adalah merupakan pesan moral. ‘’Ini pesan moral, agar sekolah menjamin ketenangan dan kenyamanan anak-anak kita, baik masyarakat maupun guru-gurunya,’’ ujarnya.

Lebih jauh Izzuddin menguraikan, dari ketiga pilar itu, guru harus bisa menjiwai sekolah ramah anak, yang kemudian diinternalisasi ke dalam perilaku guru dan siswa, serta menjauhkan anak didik dari tindakan kekerasan dan bullying.

Terkait dengan infrastruktur penunjang program tersebut, disebutkan dalam juknis (petunjuk teknsi) harus menyertakan sekolah ramah anak. Namun yang terpenting, sebutnya, program tersebut harus teraktualisasi dalam bentuk perilaku. ‘’Kami nanti secara kelembagaan akan berkoordinasi termasuk dengan DP3AKB,’’ ucapnya.

Dinas Dikbud Lotim mengklaim bahwa Kabupaten Lombok Timur (Lotim) menjadi yang pertama melakukan secara serentak di NTB. ‘’Kita Lotim pertama di NTB, launching sekolah ramah anak serentak untuk semua lembaga Pendidikan,’’ tutup Izzuddin.(Kml)