Pantai Lagaloe, Perlu Penataan Kembali

Pantai Laga Loe di Kecamatan Ile Boleng dengan pandangan laut lepas dan Gunung Ile Ape di seberang laut (Kopong Gana/lomboktoday.co.id)

ADONARA, Lomboktoday.co.id – Letaknya di sekitar perbatasan Kecamatan Witihama dengan Kecamatan Ile Boleng, di Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Pantainya memang tak seberapa indah, apalagi pasir hitam bukan putih yang kebanyakan menjadi favorit wisatawan.

Pantai Laga Loe di Kecamatan Ile Boleng dengan pandangan laut lepas dan Gunung Ile Ape di seberang laut (Kopong Gana/lomboktoday.co.id)
Pantai Laga Loe di Kecamatan Ile Boleng dengan pandangan laut lepas dan Gunung Ile Ape di seberang laut (Kopong Gana/lomboktoday.co.id)

Beda dengan Watotena atau Ina Bura yang sudah kesohor. Belum lagi kebersihan pantainya yang kurang terjaga, membuat keindahan yang tersisa seakan tenggelam  dalam  keindahan panorama alam lainnya yang tersebar hampir merata di pulau yang konon bakal segera jadi kabupaten itu.

Dari pantai ini, para pengunjung dapat menyaksikan dari kejauhan di seberang laut , Ile Ape di Pulau Lembata yang beberapa waktu terakhir ini mulai terserang “batuk”.

Meski keindahannya tak sanggup mengalahkan kawasan wisata lainnya, Lagaloe tak lolos dari perhatian peminat wisata. Di tempat ini, yang menurut pandangan kasat mata kurang begitu mempesona, justru berdiri sejumlah berugaq (pondok kecil sebagai tempat istirahat) sambil menikmati pemandangan.

Begitu juga salah satu bagian yang dekat dengan pantai ini, tempat berdirinya beberapa pondok kecil itu, sudah  di-paving block. Ini sebuah kemajuan dalam memperindah suatu kawasan wisata yang untuk sementara ini jarang dijumpai di bagian lain pulau ini.

Barangkali ada pertimbangan bahwa letak Lagaloe yang cukup strategis yakni di pinggir jalan, yang memungkinkan dibangunnya sejumlah pondok di setempat itu. Demikian juga betapa mudahnya menjangkau tempat ini dari segala arah.

Cukup pula membanggakan, bahwa sejauh ini, setidak-tidaknya  hingga pekan lalu, di bulan ini, pengelola tak menerapkan tarif masuk yang mengesalkan sebagaimana yang dialami di Watotena. Kecuali di saat pengunjung yang sangat ramai, misalnya di hari Minggu atau hari libur.

Pantai Lagaloe dengan pasir hitam, meski tak seberapa indah, toh panjang pantai ini tetap saja menggoda bagi yang ingin melepas lelah dan menikmati saat-saat tenang khususnya di hari biasa bersama keluarga.

Dengan bermodal beberapa ketupat dan ikan bakar serta minuman segar toko atau lebih bagus lagi kelapa muda, sudah cukup membuat sekeluarga menimati hari yang indah di Pantai Laga Loe.

Jaraknya yang relative dekat dari Dermaga Ferry Sada yang baru dibangun, sangatlah memungkinkan bagi kawasan wisata yang satu ini untuk berkembang sejajar dengan tempat lainnya yang mungkin jauh lebih indah.

Di balik keindahannya yang kini cukup menggoda dan membuat penasaran, Laga Loe juga punya pengalaman kelam. Tempat wisata yang banyak peminat khususnya anak muda dari sejumlah tempat di Adonara ini, justru menjadi ajang adu jotos akibat mabuk-mabukan.

Justru karena itulah, pantai yang sempat kesohor ini, sempat pula ditinggalkan dalam waktu yang agak lama. Padahal perkembangannya yang pesat kala itu, sempat memberi dampak cukup luas bagi sejumlah warga, sekuarang-kurangnya warga sekitar seperti Deri, Lama Laka, Nele Rere, bahkan sejumlah desa di Witihama.

Meski demikian, dengan berlalunya waktu, pantai ini mulai berbenah dan bangkit kembali dari keterpurukannya akibat insiden-insiden kurang mendidik itu. Mudah-mudahan, hal-hal kecil misalnya sampah, jangan sampai menjadi penyebab menurunnya keindahan dan mencoreng kemolekan Lagaloe. Semoga. AMA

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *