PSC 119 MEMS Diterjunkan Bantu Korban Gempa Lombok

Direktur RSUD Kota Mataram, dr H Herman Mahaputra.

MATARAM, LOMBOKTODAY.CO.ID – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Mataram telah menurunkan tim “Public Safety Center (PSC) 119 Mataram Emergency Medical Service (MEMS)” ke pusat gempa bumi tektonik berkekuatan magnitudo 5,8 dan magnitudo 5,2 di Kabupaten Lombok Timur.

Direktur RSUD Kota Mataram, dr H Herman Mahaputra mengatakan, beberapa saat setelah gempa bumi terjadi, pihaknya langsung menurunkan tim PSC 119 untuk membantu para korban. ”Tadi sore, tim PSC 119 langsung kami berangkatkan ke pusat gempa bumi di Sembalun,” katanya di Mataram, Minggu sore (17/3).

Tim PSC 119 yang beranggotakan dokter dan paramedis lainnya, berangkat dengan dilengkapi dengan peralatan pertolongan pertama serta berbagai jenis obat-obatan. ”Apabila ada pasien yang membutuhkan perawatan lanjutan, tim PSC 119 siap mengantar sampai ke rumah sakit rujukan,” ungkapnya.

Pada Juli dan Agustus 2018 lalu, Lombok terkena bencana gempa bumi, tim MEMS menurunkan tim reaksi cepat (TRC) untuk memberikan pertolongan di daerah pusat terdampak. Di mana, tim MEMS aktif melakukan pencarian korban dan memberikan pertolongan serta evakuasi pasien dari lokasi kejadian ke rumah sakit. MEMS juga meluncurkam mobil klinik untuk memantau korban gempa di pengungsian selama tiga bulan pascagempa bumi.

”Total pasien yang ditangani dengan mobil klinik mencapai lebih 3 ribu orang. Mobil klinik ini berfungsi untuk identifikasi masalah kesehatan di pengungsian dan mencegah jatuh ke kondisi yang lebih berat,” ungkapnya.

Terkait pasien rujukan, dr Jack begitu Direktur RSUD Kota Mataram ini biasa disapa mengatakan, hingga saat ini pihaknya belum menerima pasien dari dalam kota dan pasien rujukan luar Kota Mataram yang menjadi korban gempa bumi. ”Sampai saat ini belum ada pasien korban gempa bumi yang kami tangani,” ujarnya.

Saat terjadi gempa bumi pada pukul 14.07 WIB atau 15.07 Wita, pasien RSUD dan penunggu pasien sempat berhamburan keluar ruangan. Namun kondisi itu tidak lama dan mereka kembali ke ruangan masing-masing. Kondisi itu biasa terjadi saat gempa sebagai respon spontanitas dari masyarakat. Tapi, pihak RSUD Mataram tidak mengeluarkan kebijakan pelayanan di luar gedung atau menggunakan tenda seperti saat gempa Agustus 2018 lalu. ”Semoga tidak ada gempa lagi, agar pasien bisa tetap merasa aman dan nyaman selama menjalani perawatan di dalam gedung,” ujarnya.(dra)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *