WSBK Mandalika 2022 Diharapkan Mampu Pecahkan Rekor 50 Ribu Penonton

Sahrirrohman
Kepala Badan Penghubung Daerah NTB, Sahrirrohman (paling kiri) saat menjadi pembicara pada Seminar Nasional yang digelar HIMALO, di Bale HIMALO, Jl. Tebet Dalam I G No.20 Tebet, Jakarta Selatan, pada Rabu sore (9/11/2022).

JAKARTA, LOMBOKTODAY.CO.ID – Kepala Badan Penghubung Daerah NTB, Sahrirrohman mengapresiasi kegiatan seminar nasional dan doa bersama yang digelar HIMALO dalam rangka ikut berpartisipasi menyukseskan pelaksanaan event WSBK Mandalika 2022 dan event internasional lainnya.

Sahrir, demikian Sahrirrohman biasa disapa mengatakan bahwa pelaksanaan WSBK Mandalika 2022 yang berlangsung di Sirkuit Mandalika, Kabupaten Lombok Tengah (Loteng), pada 11-13 Nopember 2022 ini, diharapkan mampu memecahkan rekor 50 ribu penonton.

Sehingga, setiap Aparatur Sipil Negara (ASN) di masing-masing OPD lingkup Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB diimbau agar membelikan tiket menonton WSBK untuk masyarakat yang tidak mampu membeli tiket, minimal tiket bisa menonton di kelas festival.

Diakui Sahrir, perhatian pemerintah pusat terhadap Pemerintah Daerah (Pemda) NTB sangat luar biasa. Bayangkan saja, daerah NTB yang dulunya tidak punya harga. Tapi kini, dengan adanya Bandara Internasional, Sirkuit Mandalika, tentu ini menjadi berkah yang luar biasa.

‘’Memang, dengan adanya musibah pandemi Covid-19 dan kita melewati masa-masa sulit pasca gempa bumi 2018 lalu, tentunya anggaran di Badan Penghubung NTB sangat sulit,’’ kata Sahrir saat sebagai pembicara pada Seminar Nasional yang digelar HIMALO, di Bale HIMALO, Jl. Tebet Dalam I G No.20 Tebet, Jakarta Selatan, pada Rabu sore (9/11/2022).

Sehingga beberapa kepala penghubung dari berbagai provinsi di Indonesia menginginkan adanya acara atau kegiatan di NTB. Namun konsekuensinya bila menjadi tuan rumah, maka harus menyiapkan tempat, menyiapkan transportasi, menyiapkan souvenir, dan lain sebagainya.

‘’Bahkan saking kepinginnya para kepala perwakilan dan stafnya dari sejumlah daerah di Indonesia untuk membuat kegiatan di Lombok, seperti dari Perwakilan Sulawesi Tengah mengalokasikan anggarannya untuk mengadakan acara di Lombok yang rencananya nanti akan digelar pada akhir Nopember atau awal Desember, dan kami dari NTB diminta untuk menyiapkan transportasi lokal untuk bolak-balik selama acara berlangsung. Hal ini perlu kita syukuri di tengah keterbatasan ini,’’ ungkapnya.

Sahrir menjelaskan bahwa NTB sebagai bagian dari Indonesia, saat ini sedang mempersiapkan diri menuju momentum bersejarah Indonesia Emas 2045. Di mana, pada tahun 2045 mendatang, Indonesia akan mendapatkan bonus demografi yaitu jumlah penduduk Indonesia 70%-nya dalam usia produktif (15-64 tahun). Sedangkan sisanya 30% merupakan penduduk yang tidak produktif (usia di bawah 14 tahun dan di atas 65 tahun) pada periode tahun 2040-2045.

‘’Jika bonus demografi ini tidak dimanfaatkan dengan baik, maka akan membawa dampak buruk terutama masalah sosial seperti kemiskinan, kesehatan yang rendah, pengangguran, dan tingkat kriminalitas yang tinggi,” jelasnya.

Sejak pandemi Covid-19, lanjut Sahrir dalam Seminar Nasional yang dipandu oleh moderator Sukarya Putra tersebut, pemerintah sudah mulai menggalakkan program bela dan beli produk dalam negeri. Di NTB sendiri, kata Sahrir, saat pandemi Covid-19 berlangsung, Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB telah menggelontorkan bantuan ke masyarakat berupa produk lokal yang dibeli dari UMKM setempat melalui program Jaring Pengaman Sosial (JPS).

Bahkan saat ini, pemerintah juga tengah menggalakkan program industrialisasi. ‘’Perkembangan program industrialisasi di daerah kita (NTB, Red) cukup signifikan. Karena memang program industrialisasi ini sangat kita butuhkan. Lebih-lebih pada tahun 2023 mendatang dengan adanya resesi ekonomi global. Tapi, apabila program industrialisasi ini benar-benar dikedepankan dengan sumber daya alam yang melimpah, saya yakin masa resesi ekonomi global ini bisa kita jalani,’’ paparnya.(Sid)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *