Sultan Minta Pemerintah Tak Perlu Libatkan Asing dalam Pengembangan Proyek Food Estate

Wakil Ketua DPD RI, Sultan B Najamudin
Wakil Ketua DPD RI, Sultan B Najamudin.

JAKARTA, LOMBOKTODAY.CO.IDWakil Ketua DPD RI, Sultan B Najamudin meminta Pemerintah untuk tidak perlu melibatkan asing dalam pengembangan proyek Food Estate. Hal tersebut disampaikan Sultan menyusul pernyataan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan yang membeberkan bila dirinya telah mengundang Cina untuk bekerja sama dalam pengembangan mega proyek Food Estate.

“Pengembangan mega proyek Food Estate dengan pendekatan teknologi modern adalah sebuah kebutuhan untuk memastikan proyek ini membuahkan hasil yang optimal. Tapi agenda ketahanan pangan nasional ini tak perlu melibatkan asing, karena kita sudah memiliki kampus dengan reputasi riset dan pengembangan industri pertanian yang memadai,” kata Sultan melalui keterangan resminya pada Rabu (12/4/2023).

Menurut Sultan, kampus pertanian seperti Institut Pertanian Bogor (IPB) dan beberapa universitas dan Politeknik ternama lainnya, memiliki kemampuan yang cukup untuk mendukung proyek Food Estate ini. Namun sayangnya, pemerintah belum bersedia melibatkan lulusan kampus pertanian secara masif.

“Kita harus mengakui bahwa Cina memiliki kemajuan yang luar biasa dalam teknologi pertanian. Tapi tidak berarti pemerintah harus mengabaikan keberadaan kampus dan SDM lulusan kampus Pertanian yang ada di dalam negeri,” ujarnya.

Teknologi pertanian Cina, kata mantan aktivis KNPI itu, merupakan proyek padat modal yang tidak sesuai dengan visi Food Estate yang seharusnya dikembangkan dengan pendekatan padat karya. Hal ini tentu untuk meningkatkan serapan tenaga kerja di dalam negeri. Di sisi lain, lanjut Sultan, melibatkan asing dalam proyek pangan akan mengancam masa depan biodiversitas Indonesia. Jangan sampai biodiversitas endemik langka di negeri ini diambil secara legal oleh negara asing.

Termasuk ancaman penyebaran patogen atau virus berbahaya dari luar. Laboratorium pangan identik dengan proxy biologi dan kimia negara asing. “Oleh karena itu, kami minta Pemerintah tidak perlu buru-buru menjalin kerja sama dengan Cina dalam proyek Food Estate ini. Pemerintah hanya perlu melakukan introduksi teknologi pertanian dari China, bukan justru membuka peluang konsorsium proyek pangan,” ungkapnya.

Diketahui, National Development dan Reform Commission (NDRC) serta Kementerian Sains dan Teknologi Cina akan mendukung pengembangan laboratorium dan kawasan herbal center dan food estate. Hal ini terkonfirmasi oleh laporan Menko Marves, Luhut Binsar Pandjaitan pasca melakukan kunjungan kerja ke Cina baru-baru ini.(Sid)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *