Mayoritas KUD di Lotim, Bukannya Tinggal Landas, Tapi Ketinggalan di Landasan

Kabid Kelembagaan dan Pengawasan pada Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lombok Timur, Irwan Khair
Kabid Kelembagaan dan Pengawasan pada Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lombok Timur, Irwan Khair.

LOMBOK TIMUR, LOMBOKTODAY.CO.ID – Keberadaan Koperasi Unit Desa (KUD) di Kabupaten Lombok Timur (Lotim) saat ini, sebagian dalam kondisi seakan “hidup segan mati tak mau”.

Lembaga soko guru perekonomian desa yang sempat menjadi anak mas pemerintah Orde Baru (Orba) itu, bahkan ada yang bak tertelan bumi, entah di mana rimbanya.

Pada masa kejayaannya, eksistensi KUD mendapat perhatian penuh dari pemerintah pusat. Tak jarang, KUD digelontorkan dana hingga ratusan juta untuk satu KUD pada saat nilai tukar rupiah terhadap dolar berkisar hanya Rp1.900-an per US$. Jika dibandingkan dengan nilai dolar saat ini berarti satu KUD bisa menerima milyaran rupiah.

Pemerintah saat itu memiliki “tagline” perekonomian bangsa akan “Tinggal Landas”, yang artinya koperasi sebagai soko guru perekomian akan mengantar Indonesia untuk merubah perekonomian terbang tinggi (tinggal landas).

Namun faktanya malah koperasinya yang “ketinggalan di landasan”, meskipun di daerah lain ada yang mengeval sayap hingga mampu membuka usaha multi nasional.

Fakta ini, diakui oleh Kabid Kelembagaan dan Pengawasan pada Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lombok Timur, Irwan Khair di kantornya, Selasa (30/5/2023).

Kepada Lomboktoday.co.id, Irwan Khair menyatakan, saat ini dunia perkoperasian di Lotim tak semua sehat, bahkan sudah banyak yang terkubur.

Menurut Irwan, dari 24 KUD yang pernah ada hanya tersisa 14 KUD yang masih hidup meskipun tidak terlalu sehat. Indikator disebut masih hidup apabila masih bisa menyelenggarakan Rapat Akhir Tahun (RAT).

Dari 14 yang masih hidup hingga ahir tahun buku 2022 hanya dua KUD yang belum RAT yakni KUD Kurnia Tanjung Teros dan KUD Sridaya Sambelia.

Dijelakan, seluruh KUD yang masih aktif terdapat tiga KUD yang kategori cukup sehat usahanya yaitu KUD Utama Depan Pancor, KUD Karya Nyata Wanasaba dan KUD Rinjani Aikmel.

“Dianggap masih sehat karna memiliki usaha yang menonjol yaitu rise milling unit (RMU) dan simpan pinjam (SP).

Seyogyanya, kata Irwan, seluruh KUD di Lotim tidak ada alasan untuk tidak maju dari sisi lamanya menggeluti usaha ditambah telah banyak mendapat warisan kekayaan dari pemerintah orde baru. Namun kenyataannya malah banyak yang nyunsep terlanjur manja dan terobsesi oleh cekokan modal pada masa orba.

Dia menyarankan, KUD yang masih memungkinkan untuk bisa bangkit tampa suapan permodalan pemerintah, harus mampu berinovasi usaha dan harus melakukan revitalisasi.

“Sesungguhnya sumber permodalan dan potensi usaha masih bisa dicari tampa menggantungkan diri dari pemerintah, asalkan mampu berinovasi,” tandasnya.

Namun kendala saat ini dialami oleh KUD kata Kabid, selain terobsesi dengan masa lalu, juga orang yang menggeluti KUD masih didominasi oleh orang-orang yang tingkat perkembangan pemikirannya kolonial belum berfikir millenial.

Terbukti, usahanya sejak berdiri era 70-80an hanya kelola RMU hingga sekarang. Di lain sisi persaingan RMU sudah tersaingi oleh RMU keliling.

“Persaingan dunia usaha saat ini sudah masuk era millenial, kita harapkan KUD ini sudah waktunya dikelola oleh otak-otak millenial. Dan KUD harus mau merevitalisasi diri baik aspek kelembagaan, keanggotaan dan usahanya,” harapnya.

Kepengurusan KUD sulit diganti oleh otak millenial karena orang yang berfikir kekinian tidak tercatat sebagai anggota, sedangkan syarat dipilih jadi pengurus harus dari anggota.

Keanggotaan KUD hanya tersisa kebanyakan orang-orang yang sudah sepuh dan tak berpikir modern. Karenanya dia menyarankan pengurus KUD mensiasati dengan mengangkat menejer dari orang-orang berpengalaman dan berfikir maju. (Kml)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *