Gawat!, Ancaman Peningkatan Suhu Global Diprediksi Terjadi 1-5 Tahun Mendatang

LaNyalla Mattalitti
Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti.

SURABAYA, LOMBOKTODAY.CO.IDWorld Meteorological Organization (WMO) memprediksi peningkatan suhu global akan semakin tinggi terjadi dalam tempo waktu 1-5 tahun mendatang. Dengan intensitas kejadian ekstrem seperti kekeringan dan kelangkaan pangan serta kelaparan global ini, maka pemerintah Indonesia harus benar-benar mulai mengantisipasinya dari sekarang.

‘’Kita (pemerintah Indonesia, Red) harus bersiap-siap dari sekarang untuk memperbaiki lingkungan hidup kita. Salah satu upaya yang bisa kita lakukan adalah dengan reboisasi dan menyiapkan bioteknologi pertanian,’’ kata Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, di sela-sela kegiatan resesnya di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (4/8/2023).

Seperti diketahui, pada 27 Juli lalu, Sekjen PBB, Antonio Guterres mengumumkan, era pemanasan global telah berakhir dan era pendidihan global telah tiba. Kenaikan suhu global hingga 1,5 derajat celsius akan sulit ditahan apabila tidak ada aksi radikal semua negara dan lembaga global.

Catatan WMO dan program Copernicus menunjukkan, rata-rata suhu permukaan bumi sepanjang bulan Juli kemarin melonjak tajam. Di mana, rata-rata suhu global hampir mencapai 17 derajat celsius. Angka ini terpaut cukup jauh dengan catatan suhu terpanas sebelumnya, yakni pada Juli 2019 lalu yang berkisar 16,63 derajat celsius.

Data pantauan iklim global menunjukkan bahwa Juli 2023 telah mencatatkan sejumlah fenomena alam yang ekstrem. WMO melaporkan adanya periode tiga minggu terpanas sepanjang sejarah, rekor tiga hari terpanas (5-7 Juli), dan temperatur suhu lautan tertinggi selama 12 bulan terakhir. WMO memperkirakan intensitas kejadian ekstrem seperti ini akan semakin tinggi. Hampir dapat dipastikan bahwa rekor terpanas suhu global akan tercapai lagi sepanjang 1-5 tahun mendatang.

LaNyalla menjelaskan, ancaman suhu global memicu fenomena ekstrem di beberapa kawasan dunia yang bukan hanya menelan korban jiwa, tetapi juga memberikan pengaruh ekstrem dan menyebabkan gagal panen. ‘’Ancaman kelangkaan pangan pun semakin nyata. Fenomena ini berpotensi meluas ke seantero dunia, termasuk Indonesia,’’ jelas LaNyalla.

Tentunya hal ini tak bisa dianggap sepele, karena potensi kelangkaan pangan dapat berlangsung cukup lama dan berdampak sangat serius. Mengingat pangan merupakan kebutuhan mendasar yang bisa memicu terjadinya gejolak di dalam negeri. ‘’Ancaman krisis pangan berdampak sistemik kepada seluruh sektor, baik keamanan, situasi politik dan lain sebagainya. Tentu harus diantisipasi dengan baik dengan skema yang benar,’’ katanya.(Sid)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *