Bergemanya Suara Rakyat Untuk Ganjar – Mahfud

Relawan GaMa Mataram
Para Relawan Ganjar - Mahfud saat membagikan nasi bungkus kepada para penyapu jalan raya di Kota Mataram.

MATARAM, LOMBOKTODAY.CO.ID – Pagi itu, Kota Mataram basah oleh hujan semalam. Sejuk udara seperti menghapus panjangnya hawa panas yang selama ini dirasakan oleh warga.

Di jalanan mereka yang berkegiatan pagi, sudah mulai terlihat sibuk dengan urusannya masing-masing. Para penyapu jalanan seperti biasa melakukan kegiatannya dengan tidak menggubris peluh di badan.

Prinsip mereka dalam bekerja adalah bagaimana membuat Kota Mataram bersih dan indah sesuai tanggung jawabnya. Pun juga para buruh, terus bekerja sejak pagi untuk sesuap nasi bagi keluarganya.

Di tengah kesibukan masyarakat kecil itu, sebuah kendaraan berhenti dengan beberapa orang berkaos dengan gambar pasangan capres dan cawapres nomor urut 3, Ganjar Pranowo – Mahfud MD turun dari mobil dan membuka pintu belakang yang ternyata berisi nasi bungkus.

‘’Kami sengaja membagi nasi secara khusus kepada masyarakat kecil di jalan-jalan dengan menyebut program kami ini sebagai Pagi Berkah,’’ kata Baiq Hamidah yang merupakan Relawan GaMa Mataram.

Program ini adalah program yang dilakukan tidak hanya di Kota Mataram, melainkan juga di tempat lain. Ini adalah program Relawan Ganjar – Mahfud NTB yang bekerja sama dengan berbagai relawan yang ada.

‘’Pilihan untuk membagi ke masyarakat kecil di pagi hari tidak lain karena mereka sangat membutuhkan sarapan, dan bisa saja mereka belum sempat sarapan saat meninggalkan rumah karena tuntutan pekerjaan mereka yang meminta segera untuk bekerja,’’ ungkap Putra Wisya, relawan lainnya yang kerap ditugaskan untuk membuat dokumentasi kegiatan.

Perlu diketahui, para penyapu jalanan itu memiliki kewajiban untuk membersihkan jalan sesuai area tanggung jawabnya pada pagi hari. Itu sebabnya kenapa kota menjadi tampak bersih. Agaknya tak banyak yang tahu bila lantaran pekerjaan merekalah kebersihan jalan-jalan di kota bisa dilihat dan dirasakan oleh masyarakat.

Relawan Ganjar – Mahfud yang begitu banyak tersebar dan bersebaran di berbagai wilayah yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) seperti tak mengenal lelah untuk terus menyapa masyarakat melalui berbagai kegiatan yang dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

Bagi Inaq Suwarni dan Amaq Mawardi, nasi yang mereka terima sebagai bekal sarapan sangat mereka syukuri. ‘’Kami senang sekali dapat perhatian seperti ini. Kami doakan semoga dimudahkan dan dilancarkan semua urusan,’’ ujar Amaq Mawardi yang diamini oleh lainnya yang juga mendapat bagian seperti dirinya.

Pembagian nasi di pagi hari bagi masyarakat kecil di jalanan, pemasangan sumur bor di berbagai daerah yang mengalami kesulitan air, pembagian air bersih bagi masyarakat korban banjir, mengadakan pemeriksaan kesehatan gratis bagi masyarakat adalah beberapa contoh yang dilakukan oleh para relawan Ganjar – Mahfud yang langsung dirasakan oleh masyarakat.

Melalui kegiatan yang dilakukannya, para Relawan Ganjar – Mahfud merasakan benar apa yang sesungguhnya dibutuhkan masyarakat. ‘’Mereka senang bila kesulitannya dimengerti dan bisa dipenuhi. Bayangkan saja, saat mereka kami beri nasi bungkus untuk sarapan, rasa syukurnya terlihat sekali dari wajahnya yang menampakkan gembira,’’ ujar Putra menggambarkan bagaimana rasa senang saat masyarakat menerima pemberian dari para relawan.

Menurut Kongso Sukoco, budayawan dan seniman NTB, kerja keras yang terus dilakukan oleh para Relawan Ganjar – Mahfud yang tersebar dan menyebar dalam jumlah ribuan orang di berbagai wilayah, baik di kota maupun pedesaan di NTB menjadi alasan kuat kenapa elektabilitas Ganjar – Mahfud makin terlihat meningkat tajam.

Gerakan yang dilakukan oleh relawan baik melalui pendekatan dari pintu ke pintu (door to door) maupun melalui berbagai kegiatan yang secara nyata dibutuhkan masyarakat makin menguatkan hubungan perasaan (emotional engagement) lebih mendalam.

‘’Kultur masyarakat NTB itu sangat mudah tersentuh oleh kebaikan. Hal ini tidak bisa dilepaskan dari realitas bahwa masyarakat NTB itu agamis yang membuat mereka memberikan apresiasi atas kebaikan yang mereka terima,’’ ujar Kongso.

Apa yang dikatakan oleh Kongso sulit dibantah bila suara-suara masyarakat yang menggemakan nama Ganjar dan Mahfud sejak dari pelosok-pelosok desa hingga kota makin membesar jumlahnya dari hari ke hari.(ag)