Perlu Pelibatan Desa dalam Gerakan Literasi

Dr Lalu Sirajul Hadi, M.Pd.
Dr Lalu Sirajul Hadi, M.Pd.

Oleh: Abdul Rasyid Z. |

MATARAM, LOMBOKTODAY.CO.ID – Konsorsium NTB Membaca berpandangan bahwa rendahnya angka literasi baca di Provinsi NTB merupakan persoalan serius yang harus segera direspon dan disikapi oleh semua pihak, tidak terkecuali bagi Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB sampai Pemerintah Desa.

Membangun apapun yang terkait dengan kepentingan masyarakat, harus dimulai dan didasari dari literasi yang baik. Hal tersebut disampaikan Ketua Konsorsium NTB Membaca, Dr Lalu Sirajul Hadi, M.Pd, dalam siaran pers yang dikirim ke Redaksi Lomboktoday.co.id, Sabtu (27/6).

Menurut Sirajul, visi membangun sumber daya manusia (SDM) NTB yang unggul dan berdaya saing, tidak boleh jomplang dan melompat-lompat. Semua harus dilakukan secara terintegrasi dan komprehensif serta menyentuh aspek-aspek elementer. Dan salah satu yang elementer itu adalah tentang krisis literasi yang dihadapi saat ini.

Sirajul menambahkan, komunitas dan pemerintah pada semua level harus mau perduli dengan keadaan ini. Pembangunan fisik itu penting, tetapi membangun kualitas masyarakat juga tidak kalah penting. ‘’Dengan posisi indeks Alibaca NTB yang rendah secara nasional, merupakan gambaran bahwa ada banyak hal yang sesungguhnya menjadi tanggung jawab dan tugas bersama kita dalam membangun sumber daya manusia NTB yang dicita-citakan,’’ katanya.

Sirajul yang juga Akademisi Universitas Nahdlatul Wathan (UNW) Mataram ini menyampaikan tentang perlunya pelibatan dan peran Pemerintah Desa untuk menggerakan program literasi di desa. Pemerintah Desa itu ujung pembangunan dan pelayanan warga, ia sangat berharap terhadap semua Pemerintah Desa untuk peduli terhadap situasi krisis literasi ini. Baginya, warga juga harus diluaskan wawasan dan pengetahuannya, dengan itu akan mengerti banyak tentang situasi di sekitarnya, termasuk akan mengerti cara mengembangkan dirinya.

‘’Saya kira anggaran atau dana desa yang ada pada setiap desa, seharusnya bisa digunakan untuk menggerakkan program literasi.  Kalau belum ada dasar hukumnya, inilah yang akan kita dorong bersama-sama, agar dana desa juga bisa digunakan untuk meningkatkan kualitas warga melalui program literasi di desa. Bentuk dan modelnya nanti bisa beragam, antara lain; setiap desa bisa memiliki perpustakaan atau balai baca, yang bisa diakses oleh warga masyarakat di setiap desa. Intinya, kita harus peduli dan semua pihak harus mengambil peran,’’ ujarnya.(Sid)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *