IAGI Goes to KSB, Kembangkan Destinasi Wisata dengan Pilar Zero Waste

Suasana acara kegiatan IAGI Goes to KSB, yang digelar oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Provinsi NTB bekerja sama dengan Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) NTB dan Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat, Sabtu (7/11).
Suasana acara kegiatan IAGI Goes to KSB, yang digelar oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Provinsi NTB bekerja sama dengan Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) NTB dan Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat, Sabtu (7/11).

Oleh: Abdul Rasyid Z. |

SUMBAWA BARAT, LOMBOKTODAY.CO.ID – Setiap pengembangan destinasi wisata, seyogyanya disertai dengan sistem pengelolaan sampah yang baik. Untuk itu, sosialisasi Program Unggulan ‘’Zero Waste’’ dilaksanakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Provinsi NTB bekerja sama dengan Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) NTB dan Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat menggelar rangkaian kegiatan IAGI Goes to KSB, Sabtu (7/11).

Kegiatan ini diawali dengan diskusi bersama di Kampus Universitas Cordova Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), Sabtu (7/11). Kemudian akan ditindaklanjuti dengan pembinaan khusus ke-3 desa wisata di KSB yakni; Desa Poto Tano, Labuhan Kertasari, dan Jereweh. ‘’Dalam diskusi ini, diharapkan bisa muncul rekomendasi-rekomendasi integrasi pengembangan destinasi wisata dengan Zero Waste,’’ kata Kepala Bidang Pengolahan Sampah dan Pengendalian Pencemaran Lingkungan Dinas LHK Provinsi NTB, Firmansyah.

Firmansyah menjelaskan, terdapat banyak site geologi yang berpotensi menjadi destinasi wisata baru di NTB. Namun, hal tersebut harus diimbangi dengan pengelolaan sampah dan pelestarian lingkungan yang baik. Oleh karena itu, acara IAGI Goes to KSB merupakan salah satu ikhtiar untuk mewujudkan hal tersebut.

Sementara itu, Koordinator Pengurangan Sampah NTB, Mulyadi Gunawan menyampaikan beberapa hal sebagai prioritas untuk mengurangi sampah di NTB, antara lain; revitalisasi gotong royong, pilah dan olah sampah dari sumbernya, diversifikasi usaha bank sampah, edukasi dan kampanye secara massif, dan pelibatan sebanyak mungkin para pihak dalam pengelolaan sampah.

Gunawan menjelaskan, pemerintah telah melakukan berbagai hal, dari penyiapan regulasi, sarpras oleh Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat, sampai dengan hilirisasi pengelolaan sampah. ‘’Namun tidak cukup hanya dengan itu, dibutuhkan juga peran masyarakat, terutama dalam hal pengurangan sampah,’’ katanya.

Di akhir acara diskusi, Gunawan mengajak agar mahasiswa bisa menjadi bagian dari agen perubahan menuju lingkungan hidup yang lebih baik ke depannya. Termasuk sebagai pemantau pengembangan destinasi wisata yang sejalan dengan Zero Waste di daerah masing-masing. Dalam kegiatan diskusi Zero Waste tersebut, turut hadir beberapa kelompok sadar wisata (Porkdarwis) NTB, para pelaku bank sampah, LSM, hingga pemerhati lingkungan di KSB.(Sid)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *