Repleksi Halal Bihalal dan Seminar FKSPP Lombok Timur

Halal bihalal
Suasana pembukaan HBH dan Seminar Ekonomi Pesantren FKSPP Lombok Timur.

LOMBOK TIMUR, LOMBOKTODAY.CO.ID – Forum Kerja sama Pondok Pesantren (FKSPP) Lombok Timur menggelar halal bihalal dirangkaikan dengan Seminar Ekonomi Pesantren. Agenda bernuansa silaturrahmi itu berlangsung di PP Jihadul Muslimin Lando, Kecamatan Terara, Lombok Timur, pada 30 Mei 2022.

Dalam sambutan pembuka, Ketua FKSPP Lombok Timur, H Mugni S mengatakan, Pimpinan Pondok Pesantren perlu sering-sering mengikuti kegiatan seminar agar mendapat ilmu dan wawasan yang banyak.

“Sesuai fungsi FKSPP adalah transfer knowladge (ilmu dan pengalaman) mengelola pesantren dari system pengelolaan tradisional menuju moderasi pesantren,” kata Mugni seraya menambahkan, FKSPP baru bergerak dengan ide, gagasan dan kerja sama semua pimpinan pondok.

Menyusul sambutan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Hebitren, Ustadzah Yuyun Minwaroh, Lc menguraikan, Hebitren adalah perkumpulan untuk mengkooptasi kekuatan ekonomi pondok dengan asas bisnis to pesantren, bisnis for dakwah, bukan hanya berhitung bisnis to bisnis yang tahunya berhitung untung rugi.

Ustazah Yuyun mengaku, kekuatan yang harus direspon adalah situasi berada pada zaman kolaborasi bukan kompetisi. Maka katanya, kolaborasi adalah kekuatan untuk bergerak maju dan bersatu menuju pesantren mandiri.

Selaku pembicara pertama pada seminar, Ketua Pusat Inkuibasi Bisnis, yang juga Ketua Jurusan FBEI UIN Mataram, Dr Ridwan Mas’ud. Dia menyitir, banyak orang mengaku Cinta Nabi, hanya sebatas baca salawat saja. Tapi lupa bahwa dari sisi bisnis, Nabi lebih dulu menjadi pengusaha sebelum menjadi Nabi dan Rasul.

Fenomena yang terjadi katanya, banyak bisnis besar gulung tikar karena system dunia ekonomi sudah bertransformasi berbentuk digitalisasi. Menjadi keunggulan buat pesantren untuk merebut kemenangan kompetisi bisnis ketika santri masih ngumpul dalam satu lokasi. Di sinilah pesantren punya peluang untuk membuat ekosistem keuangan digital dengan memanfaatkan komunitas pesantren (wali santri, jamaah, santri alumni dll, Red).

Ustadz Dahlan, Pimpinan PP Nurul Haramain selaku pembicara kedua membagi kategori dana pesantren menjadi dua basis yakni, dana konvensional yang bersumber dari wali santri, SPP, donatur, bantuan pemerintah dll, serta dana inkonvensional yang bersumber darai bisnis/produk.

Dahlan memvonis, selama pesantren mengandalkan dana komvensional maka pesantren tersebut tidak akan pernah maju. Karenanya, konsep bisnis adalah berjamaah seluruh elemen pensatren dengan membuat produk dan mengelola semua potensi pondok.

Sebagai penutup bicara Ustadz Dahlan menyampaikan pondok buat mini bank (tabungan santri & guru).semua minjam dari mini bank pondok tanpa jaminan dan bunga (syariah).(Kml)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *