Prinsip Perjuangan Pahlawan Nasional Almagfurullah Maulana Syeikh Harus Diteladani

Dr Ahmad Turmuzi, S.S., M.Pd.
Dr Ahmad Turmuzi, S.S., M.Pd.

Oleh: Dr Ahmad Turmuzi, S.S., M.Pd |

DI HARI Pahlawan 10 November, setiap tahun kita peringati. Tentu bayak hal yang harus kita resapi dan renungi sebagai bangsa yang sudah dimerdekkan.

Para pahlawan tentu seorang pejuang, di mana pikirannya, tindakan, karya besarnya tidak lain dan tidak bukan demi banyak orang.

Seperti pahlawan bangsa yang memerdekaan kita dari penjajahan, memerdekaan kita dari kebodohan dan keterbelakangan, ketidakadilan dan penindasan serta kesejahteraan.

Tidak semua orang diberikan penghargaan sebagai pahlawan, namun setiap orang bisa menjadi pejuang bagi banyak orang, terutama di era saat ini.

Tidak peduli apapun latar belakang dan profesi kita. Nilai-nilai kepahlawan dari tokoh pahlawan kita, perlu kita teladani dari para pahlawan bangsa. Dan ini penting dijadikan sebagai spirit dalam memperjuan kita untuk mengisi kemerdekaan bangsa, terutama di era millenial yang sebagai digital.

Di era 4.0 atau era industri dan teknologi yang sangat cepat berubah, karena arus informasi yang setiap saat berubah. Hari ini kita sudah memasuki masyarakat global, namun sebagai bangsa yang besar, kita harus mampu memfilter, kita harus beradaptasi dan tidak semua hal harus diadopsi.

Kita harus tetap mempertahankan tradisi dan budaya bangsa kita.

Perbedaan kita tidak menjadi masalah dan nasionalisme tetaplah sebagai mata rantai persatuan kita sebagai anak bangsa yang kita dapatkan dari para pejuang dan pahlawan bangsa Indonesia.

Sebagai generasi bangsa, kita harus yakin pada kemampuan diri, ikhlas pada niat dan tindakan, istiqomah dan berkomitmen dalam membela prinsip-prinsip kebenaran.

Pahlawan bangsa dari NTB, Almagfurullah Maulan Syeikh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid pendiri Madrasah NWDI, NBDI dan Organisasi NW, telah membuktikan kepada Bangsa Indonesia bagaimana cara mencintai agama, tanah air dan bangsa.

Menguktip pandangan Almagfurullah Maulan Syeikh bahwa setiap perjuangan harus memegang prinsip; Yakin, Ikhlas dan Istiqomah.(*)

Penulis adalah Dekan Fakultas Sastra Universitas Nahdlatul Wathan (UNW) Mataram.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *