Sahabat TGR Siap Menyambut Capres-Cawapres dari Partai Gelora

TGH Gunawan Ruslan
TGH Gunawan Ruslan.

Bias Kognitif

Oleh: Gladwin |

MENURUT teori Dunning Krugger, orang yang pengetahuannya kurang akan cenderung merasa banyak tahu. Saat orang seperti itu mendapat informasi baru, dia akan merasa takjub dengan penambahan pengetahuannya. Terjadilah apa yang disindir dalam pepatah lama “Tong kosong nyaring bunyinya”. Kondisi ini berada pada titik ekstrim kiri dalam garis kontinum perkembangan kognitif.

Pada posisi berlawanan atau di titik ekstrim kanan, terdapat orang-orang yang sangat luas pengetahuannya sehingga menyadari betapa banyak hal yang belum dia ketahui. Ketika orang ini menemukan jawaban atas suatu perkara, maka akan semakin banyak pertanyaan bermunculan di benaknya, dia menjadi sangat hati-hati bahkan ragu dengan kemampuannya. Maka muncullah filosofi padi yakni makin berisi makin merunduk.

Anis Matta dan Fahri Hamzah
Anis Matta dan Fahri Hamzah.

Kedua ekstrim ini disebut bias kognitif, keduanya sama sekali tidak baik. Tong kosong hanya akan bikin bising dan orang benar yang tidak berani bicara juga tidak begitu berguna.

Kondisi idealnya adalah menjadi seperti Anis Matta dan Fahri Hamzah, mereka berani karena benar. Suara mereka lantang berisi hikmah dan kebenaran-kebenaran. Tidak hanya mulut mereka yang tajam, tapi juga hati dan pikirannya. Mereka berada di titik equilibrium sehingga tidak terpapar oleh syndrom bias kognitif. Ketahuilah bahwa orang seperti Anis Matta dan Fahri Hamzah ini tidak akan mudah ditemukan di negara seperti Indonesia.

Selamat datang bapak inisiator dan inspirator Anis Matta dan Fahri Hamzah di Lombok Timur (Ahad, 19 Maret 2023).

SAHABAT TGR

Penulis adalah Alumni Magister AUSI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *