Diduga Konflik Tiga Istri, Oknum Tuan Guru di Desa Sepit Kabur Meninggalkan Ponpes

Ilustrasi Orang Kabur
Ini ilustrasi orang kabur.

LOMBOK TIMUR, LOMBOKTODAY.CO.ID – Ada-ada saja isu tak sedap menerpa citra eksistensi Pondok Pesantren (Ponpes) di wilayah Kabupaten Lombok Timur (Lotim). Di tengah isu pelecehan seksual santri oleh oknum Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) yang kini kasusnya masih bergulir, muncul lagi isu tak sedap menimpa seorang Tuan Guru Haji (TGH) berinisial JA, pendiri sekaligus pengasuh Yayasan Pondok Pesantren (YPP) Al-Barokah NW, di Kampung Jeraen, Dusun Kebun Jeruk, Desa Sepit, Kecamatan Keruak, Kabupaten Lombok Timur (Lotim).

Santer beredar di kalangan keluarga JA dan warga Desa Sepit bahwa diisukan JA kabur meninggalkan Pondok Pesantren (Ponpes) yang berdiri tahun 2019 lalu itu gara-gara konflik dua istri bahkan ada yang menyebut tiga istri. Namun, sejumlah keluarga dekat JA mengaku hanya mengetahui memiliki dua istri, akan tetapi ada yang mengakui TGH JA telah memiliki tiga istri, akan tetapi yang ketiga tidak diketahui oleh keluarga.

Menanggapi isu yang kini viral di kalangan masyarakat dan menjadi tanda tanya sebagian Pimpinan Ponpes wilayah selatan Lotim itu langsung dibantah oleh salah seorang pengurus inti selaku orang dalam berinisial SH.

Dalam keterangannya kepada Lomboktoday.co.id, Selasa (13/6/2023) bahwa SH membenarkan TGH JA (Pimpinan Ponpesnya, Red) sudah kurang-lebih 4 bulanan dikabarkan pergi ke Arab Saudi, bahkan ada yang menyebut menjadi TKI di Malaysia.

Namun, SH mengaku tidak tahu pasti apakah menghilangnya sang Ketua Umum YPP Al-Barokah NW itu akibat konflik antar sejumlah istrinya. “Saya tidak berani menyebut dan kurang tahu pasti apakah beliau pergi karena konflik tiga istri. Dan saya selaku keluarga dekat beliau, juga hanya mengetahui memiliki dua istri,” terang SH yang juga salah satu Kasi (Kepala Seksi) di Kantor Desa Sepit itu.

Secara terbuka SH menyebut, kepergian TGH JA tidak hanya akibat konflik istri, akan tetapi pemicu utama yang menyebabkan syekh-nya meninggalkan keluarga dan lembaga yang susah payah dirintisnya itu lebih kepada persoalan pribadi dengan beberapa orang warga sekitar terkait beban yang tak kunjung mendapat jalan keluar.

“Persoalan utama TGH JA harus pergi sementara waktu mendapatkan solusi atas segala beban yang dihadapi dengan beberapa pihak,” terang SH, seraya menambahkan, kalau sudah mendapatkan solusi atas segala beban dan gejolak meredam, diyakininya TGH JA akan kembali.

Ditanya terkait kondisi Ponpes pasca kepergian syekh-nya, SH menyatakan masih berjalan aktif, tak ada gejolak yang signifikan meskipun ada sedikit dinamika yang pincang namun tidak membuat lembaganya jadi tiarap. Aktivitas siswa di SMP Islam di bawah naungannya masih berjalan meskipun hanya memiliki 5 orang siswa. Termasuk Madrasah Aliyah Kejuruan (MAPK) yang sudah tiga tahun berdiri masih berjalan meskipun hanya memiliki 4 orang siswa, itupun hanya siswa kelas 3 yang kini dititipkan di salah satu MAPK di Ponpes Diya’ulfiqri Sukarara, Kecamatan Sakra Barat, sedangkan kelas 1 dan 2 tidak ada siswa.

Di tempat yang sama, salah seorang mantan inisiator berdirinya Ponpes tersebut yang kini sudah berada di luar pagar berinisial Ustadz D kepada media ini mengaku, bahwa manajemen di Ponpes yang terletak di kawasan perbatasan Desa Sepit dengan Desa Setungkep Linsar itu sejak awal amburadul.

Ustadz D menyebut TGH JA seakan menerapkan manajemen tukang sate yang semuanya oleh dirinya sendiri tanpa mempertimbangkan keputusan bersama internal pengurus. “Karena saya merasa tidak difungsikan dan tidak dihargai pendapat, saya lebih memilih keluar meskipun saya ikut sebagai perintis dan pendiri,” aku Ustadz D.

Pemerintah Desa Sepit melalui Sekretaris Desa, M Sulhan Hadi sangat menyayangkan kejadian ini. “Kami sangat menyayangkan kejadian ini mengingat lembaganya sebagai wadah pendidikan dan aset umat yang harus terancam tak berjalan dengan sehat dan sia-sia,” ucap Sekdes seraya berharap mudah-mudahan TGH JA bisa segera kembali melanjutkan wadah sebagai ladang dunia-akhirat.(Kml)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *