Teka-Teki Kepergian TGH Jaelani Akbar Pimpinan Salah Satu Ponpes di Desa Sepit, Akhirnya Terjawab

TGH Jaelani Akbar
Suasana kegiatan Pengajian Umum di YPP Al-Barokah NW Jeraen, Desa Sepit.

LOMBOK TIMUR, LOMBOKTODAY.CO.ID – Akhirnya TGH Jaelani Akbar (JA) membuka diri perihal keberadaannya dan kronologi kepergiannya ke Saudi Arabia. Menanggapi apa yang dilansir media ini, Selasa kemarin (13/6/2023), TGH Jaelani Akbar melalui hak jawabnya mengirim bantahan melalui rekaman suara sendiri (audio) yang dikirim kepada Redaksi Lomboktoday.co.id setelah melalui sambungan telephone langsung dari Arab Saudi.

Dalam keterangannya, TGH Jaelani Akbar menyatakan tidak benar kepergiannya ke Arab Saudi sebagai sikap menghindar dari problem pribadinya seperti diisukan oleh beberapa pihak, termasuk salah seorang internal Pengurus YPP Al-Barokah NW yang diasuhnya.

Menurut Tuan Guru alumni Yaman itu, kepergiannya ke Arab Saudi dalam rangka mengawal jemaah Umroh bersama salah satu perusahaan travel haji & umroh sejak bulan Syawal lalu. “Saya dipercaya oleh salah satu travel haji & umroh untuk ikut sebagai pembimbing umroh sejak bulan Syawal lalu,” terangnya seraya menambahkan, kepergiannya menggunakan visa tenaga kerja.

Persoalan hingga kini belum pulang TGH Jaelani Akbar mengaku masih dibutuhkan oleh pihak travel mengingat sudah dekat dengan musim haji, sehingga harus menunggu hingga selesai haji. “Karena dekat waktu pelaksanaan haji, pihak travel masih membutuhkan saya untuk membimbing jemaah melaksanakan ibadah haji,” tuturnya.

Selain TGH Jaelani Akbar, Sekretaris YPP Al-Barokah NW Jeraen, Desa Sepit, Kecamatan Keruak, Abdul Majid, M.Pd turut memberikan klarifikasi atas pemberitaan sebelumnya. Menurut Majid, isu kaburnya Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Barokah NW Jerain, Desa Sepit, diduga akibat konflik pribadi pimpinan dengan keluarganya, membuat dirinya selaku unsur pengurus menyatakan perlu memberikan klarifikasi agar publik tidak berasumsi negatif tentang lembaga pendidikan.

Ayah dua orang anak itu menyampaikan bahwa tidak tepat jika hal tersebut akibat konflik atau isu terkait Pimpinan YPP yang memiliki lebih dari dua istri mencederai atau merusak lembaga pendidikan, khususnya Pondok Pesantren. “Apabila pimpinan dari sebuah lembaga pendidikan melakukan pelecehan seksual, mencuri, atau tindak pidana lainnya, baru itu dikatakan mencederai atau merusak lembaga pendidikan,” tegas pria yang akrab disapa Majid itu.

Majid yang juga putra mantan Kades Sepit itu menilai kurang etis membawa nama-nama Yayasan atau keluarga jika ada masalah pribadi terhadap lembaga yang dipimpin oleh yang bersangkutan. “Kalau memang ada masalah pribadi dengan pimpinan ya silahkan diselesaikan dengan yang bersangkutan, jangan bawa nama-nama lembaga,” sarannya.

Terkait keberadaan YPP Al-Barokah NW Jeraen sampai saat ini tetap aktif menjalankan program-program yang sudah direncanakan oleh Pengurus YPP, baik itu kegiatan formal maupun non formal. Salah satu contoh pengajian mingguan yang diadakan setiap hari Minggu siang sampai saat ini tetap berjalan seperti biasanya.

Majid menolak jika Pimpinan YPP Al-Barokah disebut “kabur” melainkan katanya, TGH Jaelani Akbar pergi untuk mencari rezeki atau bekerja. “Kami ini sedang berupaya berjuang mengembangkan dan memajukan YPP Al-Barokah NW Jeraen, jadi kami minta jangan menyampaikan isu-isu yang kemungkinan tidak benar dan berdampak tidak baik terhadap yayasan kami, apalagi saat ini masa-masa penerimaan peserta didik baru,” harapnya.(Kml)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *