Rembuk Stunting dan Deklarasi 100% Desa di Lombok Timur Jadi Kampung KB

Juaini Taofik Buka Rembuk Stunting
Pj Bupati Lotim, HM Juaini Taofik saat membuka kegiatan Rembuk Stunting.

LOMBOK TIMUR, LOMBOKTODAY.CO.ID – Pemerintah Kabupaten Lombok Timur (Pemkab Lotim) tak pernah kendor dalam mengatasi stunting. Berkaitan hal itu, Penjabat (Pj) Bupati Lombok Timur (Lotim), HM Juaini Taofik membuka kegiatan Rembuk Stunting Kabupaten Lombok Timur Tahun 2024, di Pendopo Bupati Lotim, pada Kamis (30/5/2024).

Selain rembuk stunting, kegiatan tersebut juga dirangkaikan dengan Deklarasi 100% Desa menjadi Kampung KB dan Launching Sekolah Lansia, serta Kick Off 10 Pasti Intervensi Serentak Pencegahan Stunting Menuju Lombok Timur Berkemajuan.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Pj Sekda Lotim selaku Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), Forkopimda, Perwakilan BKKBN Provinsi NTB, Pimpinan OPD Pemkab Lombok Timur, Pimpinan organisasi wanita, Camat, Kepala Desa, Kepala Puskesmas, perwakilan lembaga non pemerintahan (NGO), serta akademisi dari perguruan tinggi (PT) se-Kabupaten Lotim.

Dalam arahannya, Pj Bupati Lotim, HM Juaini Taofik menyampaikan bahwa persoalan stunting tetaplah menjadi masalah penting. Menurut Rancangan Akhir Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045, menuju Indonesia Emas 2045, idealnya angka stunting berada pada angka 5%.

Berdasarkan Elektronik Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM ), Lombok Timur angkanya saat ini sekitar 20.000  atau 15,6%.  Untuk itu, guna mempercepat penanganan masalah stunting dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam upaya pencegahan stunting di wilayah Kabupaten Lombok Timur, Rembuk Stunting dinilai sebagai momentum strategis.

Pj Bupati pun mengapresiasi kolaborasi pemerintah daerah (Pemda) sampai ke desa dengan pihak-pihak terkait seperti NGO, akademisi dari perguruan tinggi dan sebagainya atas pencapaian Lombok Timur sejak tahun 2019 lalu hingga tahun 2023 dalam penurunan angka stunting. Mengingat persoalan stunting merupakan persoalan multisektoral, diperlukan aksi konvergensi stunting di setiap desa lokus.

Saat ini, di Lombok Timur dari 254 desa/kelurahan, 150 telah menjadi Desa Lokus. Pj Bupati cukup optimis dapat mencapai 14% sesuai target nasional.

Selanjutnya, Pj Bupati mengingatkan program panduan ‘’10 PASTI Intervensi Serentak Pencegahan Stunting’’, di antaranya ketersediaan antropometri, kader Posyandu yang trampil, hingga ketersediaan pembiayaan pelaksanaan intervensi serentak termasuk rujukan ke fasilitas layanan kesehatan, juga monitoring dan evaluasi.

Sementara itu, Sama’an mewakili Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi NTB mengingatkan untuk tidak cepat puas dengan kesuksesan penurunan angka stunting. Ia berharap semua pihak lebih fokus dan bekerja lebih keras lagi untuk meraih target 14%. Ia berpesan untuk mengerahkan berbagai program serta elemen harus secara optimal.

Ia juga menyinggung data yang harus terus diperbarui dan akurat. Dengan berbagai upaya yang dilakukan, termasuk perubahan prilaku masyarakat dari tingkat keluarga ia pun optimis target yang ditetapkan dapat tercapai.(Kml)