Festival Keraton ASEAN, Momen Kenalkan Potensi Wisata Lombok

FESTIVAL KERATON: Dirjen Kerjasama ASEAN Kementerian Luar Negeri RI, I Gusti Agung Wesaka Puja (kiri), foto bersama sebagian Sultan (Raja) Nusantara dan ASEAN yang menghadiri Festival Keraton Asean di Mataram. (Foto: Sigit SL/Lomboktoday.co.id)
FESTIVAL KERATON: Dirjen Kerjasama ASEAN Kementerian Luar Negeri RI, I Gusti Agung Wesaka Puja (kiri), foto bersama sebagian Sultan (Raja) Nusantara dan ASEAN yang menghadiri Festival Keraton Asean di Mataram. (Foto: Sigit SL/Lomboktoday.co.id)
FESTIVAL KERATON: Dirjen Kerjasama ASEAN Kementerian Luar Negeri RI, I Gusti Agung Wesaka Puja (kiri), foto bersama sebagian Sultan (Raja) Nusantara dan ASEAN yang menghadiri Festival Keraton Asean di Mataram. (Foto: Sigit SL/Lomboktoday.co.id)

MATARAM, Lomboktoday.co.id – Pelaksanaan Festival Keraton dan Masyarakat Adat Asia Tenggara (ASEAN) ke-II yang berlangsung di Kota Mataram, 25-28 Oktober 2013, menjadi momen yang tepat untuk memperkenalkan berbagai potensi wisata yang ada di Provinsi NTB, khususnya di Pulau Lombok.

‘’Ini adalah peristiwa yang sangat langka, dimana hampir 80 Sultan (Raja) dan Pemangku Adat dari seluruh wilayah Nusantara (Indonesia), serta negara-negara Asia Tenggara berkumpul di Kota Mataram,’’ kata Dirjen Kerjasama ASEAN Kementerian Luar Negeri RI, Duta Besar (Dubes) I Gusti Agung Wesaka Puja, Sabtu (26/10), ketika dijumpai usai pembukaan kegiatan.

Dengan melihat secara langsung berbagai keindahan alam dan kekayaan seni budaya yang ada di NTB, termasuk menikmati kelezatan kuliner khas daerah, maka cerita yang dibawa pulang nanti merupakan sarana promosi yang sangat efektif bagi sektor pariwisata NTB.

Kesan yang didapat tentu berbeda, dibandingkan kalau mereka mendengar dari orang lain, atau membaca dari berbagai media massa. ‘’Bagi Kementerian Luar Negeri RI, kegiatan-kegiatan seperti ini juga menjadi ajang untuk sosialisasi kepada masyarakat, pentingnya kerjasama antar negara-negara ASEAN jelang pembentukan Komunitas Asean 2015 mendatang,’’ ujar Puja.

Disampaikan, komitmen pembentukan Komunitas ASEAN 2015 telah disepakati, dan tidak bisa dimundurkan lagi. ‘’Karena itu, mau tidak mau kita harus bersiap, mulai dari SDM, hingga menerima perbedaan budaya yang ada,’’ urai Puja.

Karena masih satu rumpun (Melayu), negara-negara anggota ASEAN tentu memiliki kesamaan, baik dalam hal bahasa, seni dan budaya, termasuk kulinernya. Sehingga ketika telah terbentuk Komunitas ASEAN nanti, masyarakat diyakini akan cepat beradaptasi.

Namun demikian, sebelum itu (Komunitas ASEAN) terjadi, tentu dibutuhkan berbagai upaya bersama dari para pemangku kebijakan, untuk menumbuhkan kebersamaan diantara masyarakat negara-negara ASEAN. Salah satunya yaitu melalui pengenalan seni dan budaya, seperti dalam pelaksanaan Festival Keraton dan Masyarakat Adat ASEAN ini.

‘’Sebagai simbol tradisi, seni, dan budaya masing-masing komunitas adat, keterlibatan para Sultan (Raja), dan Pemangku Adat juga lebih efektif, karena pihak Keraton dan Tokoh Adat masih memiliki pengaruh luas di masyarakat,’’ terang Puja.

Terpenting, masyarakat Indonesia semakin faham dengan nilai-nilai budaya dan tradisi diluar komunitasnya. ‘’Karena itu, setelah menyaksikan pawai budaya yang dilakukan kontingen kebudayaan mulai dari Aceh hingga Maluku dalam Festival Keraton ASEAN ini, masyarakat diharapkan memiliki kebanggaan terhadap seni dan budayanya sendiri, untuk memperkokoh jati diri bangsa,’’ pungkas Puja.(GT)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *