Mujitahid Berencana Buat Buku

HL Mujitahid (kanan) didampingi Ketua DPRD Kota Mataram, H Didi Sumardi saat pertemuan di pendopo Walikota Mataram.
HL Mujitahid (kanan) didampingi Ketua DPRD Kota Mataram, H Didi Sumardi saat pertemuan di pendopo Walikota Mataram.
HL Mujitahid (kanan) didampingi Ketua DPRD Kota Mataram, H Didi Sumardi saat pertemuan di pendopo Walikota Mataram untuk membahas mengenai rencana buat buku perjalanan kepemimpinannya.

MATARAM, Lomboktoday.co.id – Berkaitan dengan niat mulia mantan Walikota Kota Mataram, HL Mujitahid untuk membuat sebuah buku mengenai perjalanan kepemimpinan yang telah dilaluinya, selama dua hari berturut-turut pada Rabu dan Kamis petang (29-30/10), KAHMI (Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam) NTB mengundang pihak-pihak terkait dengan proses kepemimpinan Walikota Mataram pertama untuk ikut berkonstribusi dalam memberikan perspektif tersendiri dalam buku yang akan segera diwujudkan ini.

Pertemuan yang dilaksanakan dalam format silaturahim ini digelar di pendopo Walikota Mataram, yang pada hari pertama dihadiri oleh segenap kader dan alumni HMI Cabang Mataram dan hari berikutnya dihadiri oleh undangan yang lebih beragam, diantaranya rekan-rekan seperjuangan HL Mujitahid, para tokoh eksponen 66.

Ketua Harian KAHMI Kota Mataram yang juga menjabat sebagai Ketua DPRD Kota Mataram, H Didi Sumardi mengatakan, keterlibatan KAHMI pada penulisan buku oleh salah satu sesepuh Kota Mataram ini, karena yang bersangkutan (HL Mujitahid, Red)  memang meminta KAHMI memfasilitasi untuk mengelaborasi segala hal yang akan memberikan perspektif berkaitan dengan HL Mujitahid sebagai pribadi, seorang pemimpin, serta hubungannya dengan berbagai kalangan dari berbagai perspektif untuk dihimpun dalam sebuah buku.

Buku ini nantinya menurut Didi, berisi buah pikiran dan perjalanan kepemimpinan HL Mujitahid dari proses awal sampai saat ini, sebagai sebuah semangat untuk mentransformasikan nilai-nilai kebaikan pada generasi berikutnya. ‘’Bapak Mujitahud berupaya untuk membuka ruang bagi semua pihak untuk memberi opini yang positif dan konstruktit,’’ tutur Didi.

Sementara menurut tokoh sentral dari rangkaian pertemuan ini, HL Mujitahid menjelaskan, buku ini merupakan sebuah refleksi dari perjalanan yang telah dilaluinya sebelum, selama, dan setelah dirinya dipercaya untuk memimpin Kota Mataram tahun 1978-1989, pada saat Kota Mataram masih berstatus sebagai Kota Administratif pasca lepas dari Lombok Barat. Meski demikian lanjutnya, buku ini bukan hanya tentang pribadi melainkan tentang kepemimpinan yang ada di Mataram.

Pemimpin menurut Walikota Mataram pertama ini, harus melalui proses pembelajaran agar menjadi pemimpin yang benar-benar merupakan pelayan masyarakat dan bukan menjadi seperti seorang raja. ‘’Antara raja kecil atau pelayan masyarakat. Jadi, kalau mau menjadi pemimpin, memang harus belajar, tidak bisa instan,’’ katanya.

Yang tidak kalah penting lanjut Mujitahid, sebagai putra daerah yang bangga dengan akar budayanya, dirinya menekankan pada kepemimpinan yang tidak melupakan akar budayanya sebagai seorang Sasak. Bahkan saat ini, HL Mujitahid juga menjabat sebagai Ketua Majelis Adat Sasak, sebagai bentuk kebanggaannya pada akar budaya Sasak yang telah membentuknya menjadi seorang pemimpin yang mampu mengakomodir kearifan-kearifan lokal. Selain itu, pada masa kepemimpinannya saat itu, dirinya juga mengaku harus melalui rangkaian ujian dan tantangan karena berbagai keterbatasan yang ada di awal-awal terbentuknya Kota Mataram.

‘’Membangun Kota Mataram yang belum punya anggaran hanya dengan gagasan, proposal, kerja keras, dan menggerakkan rakyat,’’ ungkapnya.

Pada hari pertama, pertemuan yang digagas oleh KAHMI NTB ini dihadiri oleh segenap kader dan alumni HMI Cabang Mataram. Keterlibatan HMI ini dikarenakan tidak terlepasnya perjalanan kepemimpinan HL Mujitahid dengan organisasi yang telah diikutinya sejak masih berada di bangku kuliah. Sedangkan pada hari kedua, pertemuan dihadiri oleh segenap tokoh-tokoh senior Kota Mataram diantaranya; HL Azhar, HL Mas’ud, H Ridwan Hidayat, HL Syafi’i, H Soeardi, H Djihadul Muluk, H Dahlan, HL Bakri, HL Hartawa, HL Supardan, Mas’ud Rahman, Ki Agus Syahrul,  Prof H Mansyur Ma’shum,  Prof H Ikhsan, TGH Sofwan Hakim, Prof H Syaiful Muslim, TGH Mukhtar, TGH M Sya’ban, H Anang Zainudin, dan Deki Malada.

Pasca pertemuan, semua pihak bersepakat bahwa pertemuan tidak akan berhenti pada sekadar dalam pengurusan buku saja, melainkan akan ada pertemuan lanjutan yang akan mengawal kepemimpinan yang sekarang.(ufi/yud/ar/dra/ltd)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *