Wagub: Terapi ARV Cegah Penularan HIV

WORKSHOP: Wakil Gubernur NTB, H Muh Amin saat membuka acara Workshop Sufa/Akselerasi Terapi ARV sebagai pengobatan dan pencegahan HIV, di Hotel Idoop Mataram, Rabu (10/6).
WORKSHOP: Wakil Gubernur NTB, H Muh Amin saat membuka acara Workshop Sufa/Akselerasi Terapi ARV sebagai pengobatan dan pencegahan HIV, di Hotel Idoop Mataram, Rabu (10/6).

MATARAM, Lomboktoday.co.id – Untuk menguatkan jejaring kerjasama di tingkat kabupaten/kota dalam penyelenggaraan layanan sesuai kerangka kerja Layanan HIV/AIDS-IMS yang Konprehensif Berkesinambungan (LKB), Dinas Kesehatan NTB menyelenggarakan Workshop Sufa/Akselerasi Terapi ARV sebagai pengobatan dan pencegahan HIV, di Hotel Idoop Mataram, Rabu (10/6).

Workshop yang dibuka Wakil Gubernur NTB, H Muh Amin itu, diikuti 40 orang peserta, diantaranya; perwakilan dari RSUD Provinsi NTB dan kabupaten/kota, Badan Narkotika Nasional (BNN), Dinas Sosial Kependudukan dan Catatan Sipil, Satpol PP dan dari instansi terkait lainnya.

Workshop tersebut menghadirkan narasumber dan fasilisator nasional, diantaranya; Subdit AIDS dan PMS Kemenkes RI, Dr Helen dan Deputy Secretary of National AIDS Commission for Program Coordination National AIDS Commission Secretariat, Dr Fonny J Silfanus, beserta sejumlah pejabat terkait lingkup Pemprov NTB, diantaranya; kabid Bina P2PL dan P3PPPL Kota Mataram.

Wagub NTB, H Muh Amin dalam sambutannya mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi kegiatan tersebut. Karena, hal ini merupakan bagian dari ikhtiar pemerintah daerah guna mencegah dan mengurangi jumlah penderita HIV/AIDS, khususnya di NTB melalui program Strategic Use of ARV (SUFA).

Dimana, program Strategic Use of ARV (SUFA) ini merupakan program dari Kementerian Kesehatan bersama Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Nasional beserta mitra lainnya, yang bertujuan untuk mengakselerasi tes HIV dengan melaksanakan tiga hal penting yang disingkat TOP yakni Temukan yang positif Obati dan Pertahankan yang diartikan bahwa menawarkan tes HIV kepada semua orang yang memiliki prilaku beresiko, tes rutin kepada ibu hamil, pekerja seks dan memberikan pengobatan bagi mereka yang sudah memenuhi kriteria melalui pengobatan ARV secara dini, terutama untuk kelompok khusus dan memastikan mereka untuk patuh minum obat dengan cara memberikan pendampingan.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB, Drg Eka Junaidi, selaku Ketua Panitia Penyelenggara menjelaskan, Kementerian Kesehatan RI bekerjasama dengan para penerima dana hibah Global Fund telah mengembangkan model Layanan HIV/AIDS-IMS yang Konprehensif yang terintegrasi pada layanan yang ada dengan maksud untuk meningkatkan cakupan layanan pencegahan dan pengobatan HIV yang berkualitas hingga ke tingkat layanan primer dengan lebih memfokuskan sasaran pada populasi kunci (lelaki seks lelaki, waria, wanita, wanita pekerja seks dan pengguna napza suntik).

Selain itu, model layanan HIV juga dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan dan rasa kepemilikan dengan memperbaiki koordinasi antar penyelenggara layanan dan meningkatkan keterlibatan komunitas/masyarakat sipil dalam penyediaan layanan yang mampu meningkatkan cakupan dan kualitas layananan tersebut.

Ia menambahkan, sebagai tindaklanjut dari kajian cepat bersama dan konsultasi nasional pada 2013 lalu, Kemenkes meluncurkan suatu prakarsa untuk mempercepat akselerasi tes HIV dan meningkatkan cakupan pengobatan ARV sebagai upaya untuk menurunkan hingga meniadakan kesakitan dan kematian terkait AIDS serta meningkatkan khasiat terapi ARV sebagai pencegahan penularan HIV di masyarakat dengan mempromosikan penggunaannya secara dini.

Diharapkan melalui workshop ini para peserta dapat mensosialisaikan Strategic Used of ARV (SUFA) yang artinya adalah penggunaan obat ARV yang merupakan kombinasi beberapa obat atau obat kombinasi dosis tetap secara strategis yang dilaksanakan di semua fasilitas layanan ARV, baik di puskesmas maupun rumah sakit yang ditunjuk Dinas Kesehatan di kabupaten/kota.(ann/ar/dra/ltd)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *