Tradisi Madak Madek Mare Warga Rambitan Dikhawatirkan Tinggalkan Sampah

LOTENG, LOMBOKTODAY.CO.ID – Tradisi Madak Madek Mare (Menangkap Ikan di Laut) warga Desa Rambitan, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah saat air laut surut di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika Resort, tepatnya di pesisir Pantai Kuta, Desa Kuta, Kecamatan Pujut, nampaknya bakal menyisakan sampah. Karena, selama tradisi itu berlangsung, warga menginap dengan mendirikan tenda selama tiga hari tiga malam di kawasan Pantai Kuta yang saat ini sedang di tata oleh pihak  ITDC. ‘’Sebelumnya, kami Pemerintah Desa Kuta sudah mengarahkan warga supaya membawa sampahnya apabila kegiatannya sudah selesai. Tapi, kebiasaan warga selama ini, begitu selesai acara, warga pergi begitu saja. Sehingga tradisi ini pasti akan meninggalkan sampah di kawasan Pantai Kuta,’’ kata Kepala Desa Kuta, Lalu Badarudin kepada wartawan di kantornya, Kamis (07/9).

Warga yang melaksanakan tradisi Madak Madek Mare ini, kata Kades, bukan warga Desa Kuta, melainkan warga Desa Rambitan. Sehingga, pihaknya tidak bisa berbuat banyak untuk mengatur warga yang melaksanakan tradisi tersebut. Para tokoh dan Pemerintah Desa Rambitan harus berperan aktif bila ingin tradisi ini dilaksanakan dengan baik. ‘’Pihak ITDC juga siap memfasilitas warga yang melaksanakan tradisi ini. Sehingga begitu acara selesai, Pantai Kuta tidak akan kumuh dan banyak sampah,’’ ungkapnya.

Menurut Badarudin, dalam kegiatan ini, bukan acara nginap yang dijadikan tradisi. Tapi, tradisi itu warga menangkap ikan secara tradisional saat air laut surut. Jadi, warga tidak mesti untuk nginap dan mendirikan tenda di sepanjang Pantai Kuta. Karena mereka bisa datang pagi hari saat waktunya Madak. Lokasi kegiatan ini bukan saja dilaksanakan di Pantai Kuta, melainkan juga bisa pindah ke Pantai Benjon. Sehingga tidak mengganggu penataan kawasan Pantai Kuta ini.

‘’Saran kami kepada Pemerintah Daerah untuk harus memfasilitasi kegiatan warga ini, tanpa menghilangkan makna dari tradisi tersebut. Sehingga, kegiatan ini tidak merusak keindahan Pantai Kuta,’’ ujarnya.

Di tempat terpisah, salah seorang warga Desa Rambitan, Inaq Musti mengatakan, kegiatan ini merupakan tradisi masyarakat dari sejak dulu. Itu sebabnya warga tetap melaksanakan kegiatan ini di Pantai Kuta. Dan dirinya juga sudah disarankan agar sampahya tetap dibawa pulang.

‘’Tradisi ini dilaksanakan  selama tiga hari tiga malam. Dan kami tetap menolak kalau disuruh pindah dari pantai ini selama acara,’’ katanya.(ROS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *