TGB: Jaga Persaudaraan dan Cegah Fitnah Itu

Ketua Ikatan Alumni Al Azhar Indonesia, TGH M Zainul Majdi alias Tuan Guru Bajang (TGB) foto bersama usai sholat Jumat, di Masjid Tegalsari, Solo, Provinsi Jawa Tengah, Jumat (19/7).
Ketua Ikatan Alumni Al Azhar Indonesia, TGH M Zainul Majdi alias Tuan Guru Bajang (TGB) foto bersama usai sholat Jumat, di Masjid Tegalsari, Solo, Provinsi Jawa Tengah, Jumat (19/7).

SOLO, LOMBOKTODAY.CO.ID – Persaudaraan dan menghindari fitnah perlu dijaga oleh umat Islam di Indonesia. Hal ini disampaikan oleh Ketua Ikatan Alumni Al Azhar Indonesia, TGH M Zainul Majdi alias Tuan Guru Bajang (TGB) dalam khutbah Jumat di Masjid Tegalsari, Solo, Provinsi Jawa Tengah, Jumat (19/7).

TGB mengatakan, modal utama kehidupan adalah takwa kepada Allah. Modal ini harus dijaga dengan baik. Hidup selalu ada pasang surut. Nikmat Allah tidak ada yang bisa menghitungnya. Ukuran sesuatu itu dikatakan penting atau tidak tergantung bagaimana Al-Quran membahasnya. Apabila dibahas tegas maka nikmat itu maha penting.

‘’Dan ingatlah perintah ini berlaku untuk kita semua, ketika dalam keadaan bermusuhan kemudian Allah mendekatkan hati kalian. Kalian semua bersaudara dengan nikmat Allah,’’ kata TGB dalam keterangan tertulisnya yang diterima Lomboktoday.co.id, Jumat (19/7).

Dalam ayat tersebut, kata TGB, pentingnya menjaga ukhuwah (persaudaraan). Itu nikmat dari Allah. ‘’Karena Allah hati kita tertaut satu sama lain. Dalam Firman Allah, kalaupun kamu punya harta sebanyak bumi ini, lalu kamu bayar untuk hati mereka, maka tidak akan bisa. Maka Allah yang mendekatkan satu sama lain,’’ ujarnya.

Islam membahas peradaban, kemuan pasar, dan memperkuat persaudaraam Muhajirin dan Ansor. Kemudian akhirnya membuat piagam persaudaraan Madinah berkomitmen menjaga Kota Madinah apapun agamanya. ‘’Dalam Islam dilarang melemahkan persaudaraan, apalagi merusak,’’ ujarnya.

Dalam Surah An-Nur, ada 10 ayat menceritakan berita bohong. Kalau berita bohong serta fitnah dilontarkan akan melemahkan dan merusak persaudaraan.

Fitnah berupa ucapan banyak macamnya. Hujatan, ghibah, dan umpatan. Ghibah diumpamakan seperti memakan bangkai saudaranya sendiri. ‘’Jangankan melakukan itu (memakan bangkai), membayangkan saja sulit,’’ ucapnya.

Di Indonesia sebagai umat Islam paling besar di dunia, di tengah masyarakat banyak masih tersebar ghibah, umpatan, serta hujatan. Tak sadar, akibat itu semua membuat persahabatan menjadi renggang. ‘’Karena fitnah berupa ucapan yang merusak,’’ katanya.(Sid)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *