Dua Alat RT-PCR Sudah Terpasang, RSUD NTB Akan Uji Coba Senin Besok

Direktur RSUD Provinsi NTB, dr HL Hamzi Fikri.
Direktur RSUD Provinsi NTB, dr HL Hamzi Fikri.

Oleh: Abdul Rasyid Z. |

MATARAM, LOMBOKTODAY.CO.ID – Dua unit alat Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) sudah tiba dan terpasang di Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat (RSUD NTB), Sabtu kemarin (4/4). Keberadaan dua alat untuk mendeteksi Virus Corona (Covid-19) itu, diharapkan akan mempercepat proses pemeriksaan Swab pasien di wilayah NTB. ‘’Alhamdulillah, mesin RT-PCR di RSUD Provinsi NTB telah diinstal. Dan Insya Allah Senin besok (6/4) sudah bisa diuji coba,’’ kata Direktur RSUD Provinsi NTB, dr HL Hamzi Fikri kepada wartawan di Mataram, Ahad (5/4).

Mesin RT-PCR ini, kata dr Hamzi Fikri, berfungsi untuk melakukan pemeriksaan Swab atau pemeriksaan sampel lendir yang diambil dari dalam hidung maupun tenggorokan. Akurasi RT-PCR ini, lanjut dr Hamzi Fikri, berbeda dengan Rapid Test Kit. Sebab, Rapid Test Kit tidak bisa dijadikan acuan untuk memastikan seseorang negatif atau positif Covid-19. ‘’Sedangkan test Swab menggunakan RT-PCR ini memiliki tingkat akurasi yang bisa dijadikan acuan untuk menentukan negatif atau positif Covid-19,’’ ujarnya.

dr Hamzi Fikri mengatakan, selama ini NTB terkesan lamban dalam menentukan hasil diagnosa Covid-19, lantaran NTB belum memiliki mesin RT-PCR. Akibatnya, sampel Swab pasien harus dikirim dan menunggu hasil uji laboratorium di Balitbangkes Surabaya. ‘’Tapi dengan adanya dua alat RT-PCR ini, ke depan kita di NTB bisa lebih cepat karena tes Swab dilakukan di daerah kita sendiri. Dengan RT-PCR ini, hasil bisa kita peroleh tidak sampai dari 1 hari,’’ jelasnya.

Hanya saja, kata dr Hamzi Fikri, untuk kasus yang positif Covid-19 ini, hasilnya tetap diserahkan ke pusat dulu, sebelum diumumkan oleh Gugus Tugas Covid-19 Nasional di Jakarta. ‘’Cuma keuntungan lainnya penanganan pasien kita di sini bisa lebih cepat,’’ ucapnya.

Dua alat RT-PCR ini, tambah dr Hamzi Fikri, salah satunya merupakan bantuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan satunya lagi dibeli senilai sekitar Rp800 juta. ‘’Yang satu kita beli seharga hampir Rp800 juta, dan satunya lagi adalah pinjaman dari BPOM,’’ ujarnya.

dr Hamzi Fikri menjelaskan, selain menerima dua alat RT-PCR tersebut, pihaknya juga menerima bantuan reagen dari Balitbang Kemenkes RI yang akan digunakan untuk pemeriksaan Swab, terutama bagi PDP Covid-19. Kedatangan alat tersebut menjadi bukti keseriusan Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB, khususnya RSUD Provinsi NTB untuk melengkapi kebutuhan prasarana sebagai salah satu Jejaring Laboratorium Pemeriksaan Covid-19 di Provinsi NTB, berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI.

‘’Harapannya dengan kehadiran alat ini, setidaknya NTB bisa melakukan pemeriksaan mandiri dan dapat mempercepat penentuan hasil pemeriksaan Swab PDP terkait Covid-19 di NTB,’’ katanya.

dr Hamzi Fikri mengungkapkan bahwa pemeriksaan Swab dengan alat RT-PCR ini dilaksanakan di Unit Riset Biomedik RSUD Provinsi NTB. ‘’Rencananya kita akan mulai operasional Senin besok (6/4),’’ ujarnya.(Sid)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *