Ini Cara Ampuh Mengatasi Keterpurukan Ekonomi Pelaku Desa Wisata

Halus Mandala
Akademisi Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Mataram, Halus Mandala saat meninjau sekaligus bertemu dengan Pokdarwis yang konsen terhadap keberlangsungan ekonomi di desa wisata.

MATARAM, LOMBOKTODAY.CO.ID – Hampir dua tahun masa pandemi Covid-19 mendera dunia. Kondisi ekonomi masyarakat tanah air terus terpuruk. Namun, langkah ini diyakini kalangan akademisi sebagai cara ampuh mengatasi keterpurukan ekonomi pelaku wisata di desa wisata.

Memperbanyak kunjungan ke desa wisata dinilai sebagai ‘’jurus’’ ampuh menghidupkan suasana destinasi wisata, khususnya kawasan desa wisata. Dampak pandemi Covid-19, memang tidak saja dirasakan pelaku usaha menengah ke atas. Dampak lebih parah, bahkan dirasakan kalangan pelaku usaha di pelosok-pelosok desa. Terlebih di Lombok dan Sumbawa berkembang kawasan wisata pedesaan. Pemerintah memberi perhatian khusus kepada desa wisata akhir-akhir ini dimaksudkan untuk menyelamatkan ekonomi warga menengah ke bawah. Selebihnya bertujuan memberi stimulan bagi kelangsungan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

‘’Sebagian besar pengusaha UMKM ini lebih banyak di desa. Pertumbuhan ekonomi di desa terbilang cukup lamban jika tidak ditopang program pemerintah. Cara sederhananya menghidupkan ‘’gotong-royong’’ pejabat atau pengusaha dengan sering-sering datang ke desa wisata,’’ kata Akademisi Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Mataram, Halus Mandala, di Mataram, Minggu (19/9/2021).

Tidak sekadar datang berkunjung, lanjut tokoh pariwisata yang getol perhatikan kondisi wisata NTB ini, jika berkunjung ke desa wisata hidupkanlah ekonomi kalangan pelaku. Untuk kebutuhan akomodasi carilah di sekitar itu. Jangan keluar ke kota atau membawa bekal dari kota untuk memenuhi kebutuhan akomodasi di desa wisata. Belanjalah untuk oleh-oleh keluarga di rumah, sahabat atau mitra kerja di kota.

‘’Sistem bapak angkat pengusaha sebaiknya dihidupkan lagi. Terutama pengusaha yang kondisi usahanya masih tergolong sehat. Kampus-kampus juga harus berperan mengaktifkan lagi kegiatan pengabdian masyarakatnya di desa-desa wisata yang ada. KKN (Kuliah Kerja Nyata) juga bisa dilakukan di desa wisata. Ini akan banyak membantu pertumbuhan ekonomi warga di desa wisata. Tentu banyak cara yang bisa kita lakukan untuk membantu warga di desa wisata,’’ ujar Halus Mandala memberi gagasan.

Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) NTB, Ahyak Mudin memberi apresisi tinggi atas gagasan Halus Mandala. Konsep pembagian rezeki yang merata kini telah banyak berkembang di desa-desa wisata di Lombok Timur misalnya. ‘’Kesadaran warga pelaku wisata di kawasan wisata pedesaan sudah sangat berkembang dan sangat paham dengan konsep pembagian rezeki yang merata ini. Tidak ada kesan mendominasi. Inilah yang mendasari dukungan atas gagasan dari kalangan akademisi itu,’’ kata Ahyak memberi acungan jempol.

Pelaku usaha di desa wisata Kembang Kuning, Musanif juga berharap gagasan ini bisa berjalan selama masa pandemi Covid-19. Selain menjadi stimulan pertumbuhan ekonomi warga di desa, kunjungan wisatawan lokal ke desa wisata akan memberi semangat kalangan pelaku usaha di desa wisata. ‘’Jelas ini bisa menjadi motivasi kami untuk bisa terus bertahan,’’ kata Musanif singkat.

Pihak tentu akan merasa sangat terbantu. Munasif sangat berharap gagasan akademisi Halus Mandala ini bisa berjalan sesuai harapan. Selain membangkitkan motivasinya untuk terus eksis, yang lebih penting ekonomi di kalangan masyarakat bawah bisa berdenyut lagi. Termasuk pelaku UMKM yang ada di desa.(Sid)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *